IG.NET, BANDA ACEH– Gunungan pahala yang dimiliki seorang hamba akan terkuras habis (bangkrut) di Yaumil Mahsyar, untuk menutupi dosa utang-piutang, penzaliman, penghinaan dan mencaki maki terhadap orang lain semasa di dunia.
Untuk itu semua kita harus selalu berbuat baik sebanyak mungkin antar sesama semasa kita masih hidup di dunia, agar pahala melimpah ruah yang dimilikinya itu tidak hilang begitu saja. Demikian ungkap Ustadz Aufa Safrizal, LC, MA Khatib Jumat 14 Juli 2023 di Masjid Taqwa Lhong Raya, Banda Aceh.
Sebagaimana kita ketahui bersama, pembayaran utang piutang di akhirat kelak bukan lagi dalam bentuk uang nominal belaka atau uang giral, melainkan pahala seseorang itu dikonversi langsung untuk menutupi nilai kejahatan atau keburukan serta utang-piutang terhadap orang lain.
Untuk itu katanya, selama hidup di dunia ini jaga dan peliharalah hubungan ukhuwah sesama hamba Allah, bukan justeru saling menzalimi, mengkhianati, menyakiti, mencacimaki, jika tak ingin nilai pahala dikurangi untuk menutupi dosa dengan orang lain.
Menurut Ustadz Safrizal, seseorang yang memiliki nilai ibadah dan sadaqah maha tinggi semasa di dunia, akhirnya di akhirat menjadi hamba hina dan dina setelah menderita kebangkrutan dari hasil modal pahala yang dikumpulkannya. Akhirnya harus seseorang harus berjalan dengan perut lalu tercemplung ke neraka jahanam seiring terkikis habisnya nilai pahalanya. Hal ini terjadi jika seseorang dalam hidupnya lebih mengutamakan pengumpulan pahala berjibun, sementara terapan ukhuwah Islamiyyah diabaikannya.
Untuk menghindari hal ini sebutnya, Nabi Ibrahim sendiri berdoa kepada Allah secara menakjubkan, “ya Allah jadikanlah Aku seorang yang selalu menjadi buah bibir(dipuja-puji tentang kebaikannya)”. Ternyata doanya makbul, kebaikan Nabi Ibrahim mulai dari tingkat kepatuhan, ketaqwaan, kesabaran, kehebatan, ketangguhan iman, terus saja dipuja-puji hingga akhir zaman, terutama setiap musim haji.Semoga kita semua kelak sesudah meninggal pun juga jasa dan kebaikannya bisa dikenang seperti Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Pada sisi lain, Khatib mengisahkan tentang beberapa jenazah yang dianggap tercela dibawakan ke hadapan Nabi, tapi justeru dari mulut Nabi berucap wajabab-wajabab. Jadi setiap jenazah yang dipersaksikan baik tingkah lakunya ketika masa hidupnya oleh beberapa orang saja, Dianya wajib bisa masuk syurga. Oleh karena itu katanya perbanyak berbuat baiklah semasa di dunia ini.
Editor: RM Adens