NasionalUniversitas

Styrofoam Sebabkan Kanker: Ini Penggantinya, Ramah Lingkungan

×

Styrofoam Sebabkan Kanker: Ini Penggantinya, Ramah Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Dokumentasi: Ilustrasi produk Stymays yang berbahan baku batang jagung.

IG.NET, JAKARTA – Persoalan sampah masih terus menjadi pekerjaan rumah akibat kenaikannya dari tahun ke tahun.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendata, pada tahun 2022 jumlah sampah plastik di Indonesia mencapai 12,54 juta ton. Naik dari tahun 2021 berjumlah 11,54 juta ton.

ADVERTISEMENTS
BANNER

Diantara sampah tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendapati, bahwa kemasan makanan seperti styrofoam menjadi sampah paling banyak mencemari lingkungan.

Styrofoam tergolong sebagai sampah sulit terurai, LIPI menyebutkan sampah styrofoam membutuhkan waktu sekira 500, sampai satu juta tahun untuk terurai. Selain itu, The National Bureau of Standards Center for Fire Research menemukan, bahwa styrofoam dibentuk dari 57 jenis bahan kimia.

Sehingga penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan, juga dapat memungkinkan karsinogenik atau zat pemicu sel kanker bagi manusia (International Agency for Research on Cancer, 2018).

Menyadari bahaya styrofoam mengintai lingkungan dan kesehatan, Mahasiswa Universitas Pertamina (UPER) yaitu Ghifari Fadhil Rahman, I Putu Krisna Adi Putra, Ismail Khozin, Laela Vutri dan Syifa Sabrina, menginisiasi pembuatan kemasan makanan dengan konsep bioform.

Kata dia, “Inovasi pengemasan makanan ini muncul dari kekhawatiran pencemaran lingkungan yang semakin memburuk, dan bahaya kesehatan yang mengintai selama pemakaian jangka panjang.”

LIHAT JUGA:   Jokowi Teken UU Desa

Selain itu, “Konsep bioform kami turut pertimbangkan dari sisi pengelolaan sampah hayati di lingkungan terbuka serta peluang ekonomisnya,” jelas Ghifari dalam wawancara daring 4 September 2023.

Kemasan makanan bioform yang diberi nama Stymays (Styrofoam From Zea Mays), kata dia memanfaatkan batang jagung sebagai bahan utama pembuatannya. Ia dipilih karena menjadi sampah tebesar dalam produksi jagung di Indonesia.

BPS Sumatera Barat mencatat, jumlah sampah batang jagung mencapai 62,3 persen atau 42.055 ton dari total 67.505 ton sampah tanaman jagung. “Dengan menggunakan bahan 100 persen berasal dari hayati, Stymays dapat terurai dengan sempurna hanya dalam waktu satu sampai dua tahun.

Hal ini akan mengurangi jumlah tumpukan sampah kemasan makanan yang umumnya baru bisa terurai lebih dari 100 tahun. Selain itu Stymays kami rancang dengan desain yang berbeda dari produk styrofoam. “Sehingga memiliki daya tarik yang besar terhadap upaya substitusi styrofoam ke produk ramah lingkungan,” tambah Ghifari.

Dokumentasi: Tim Stymays (kiri-kanan: Ghifari Fadhil Rahman, Laila Vutri, Syifa Sabrina, I Putu Krisna Adi Putra)

Tim Stymays kini tengah mengembangkan produksi massal sebagai kemasan makanan untuk komersialisasi. Selain unggul dalam bidang lingkungan dan kesehatan, Stymays juga memiliki keunggulan lainnya, seperti kemasan tersebut dapat digunakan sebagai pot tanaman untuk menjadi pupuk yang dinilai efektif dalam membantu pertumbuhan tanaman.

LIHAT JUGA:   Kasus Pencurian Di Klinik Kecantikan Athena dr. Lee, IPW Tegaskan Ini

Pengembangan usaha Stymays milik Ghifari dan tim tergabung dalam inkubasi bisnis UPER. Inkubasi bisnis UPER ini, merupakan fasilitas pengembangan unit bisnis yang akan didirikan pun sedang dijalankan oleh mahasiswa serta alumni UPER.

“Inkubasi bisnis UPER bekerja sama dengan berbagai mentor yang berpengalaman dalam pengembangan usaha. Kami juga memfasilitasi dari segi pendanaan sebagai modal dalam membangun unit bisnis.”

Melalui pendampingan tersebut “Unit bisnis dipersiapkan untuk dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar nantinya, serta turut membantu mahasiswa mengasah keterampilan dalam berwirausaha,” jelas Wahyu Agung Pramudito, Ph.D., Direktur Inovasi dan Kewirausahaan.

Saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di Universitas Pertamina. Melalui Seleksi Ujian Masuk Tanpa Tes Periode September tengah dibuka hingga 14 September 2023. Untuk informasi selengkapnya melalui laman https://pmb.universitaspertamina.ac.id/

 

Jokowi Teken UU Desa
Nasional

INDONESIAGLOBAL – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meneken Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa. Salah satu yang tercantum mengenai masa…