IG.NET, ACEH TENGGARA – Keindahan alam Kutacane di Kabupaten Aceh Tenggara, ternyata terdapat banyak wisata andalan dan bisa menjadi salah satu destinasi di kabupaten ini, salah satunya air panas di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Pesona air panas Gurah Ketambe, katanya sangat memikat hati para pengunjung wisatawan. Baik lokal pun mancanegara.
Taman Nasional Gunung Leuser ini merupakan salah satu tempat wisatawan mudah dikunjungi, jika berkunjung ke lokasi berada di wilayah Ketambe.

Di tempat itu, bukan hanya kerap dikunjungi oleh wisatawan lokal, tampak para turis asing pun rela datang jauh-jauh dari negara asalnya untuk berkunjung ke air panas ini, guna menikmati indahnya alam di Taman Nasional Gunung Lauser Aceh Tenggara.
Selain suguhan alam indah dan air panasnya, di lokasi ini juga terdapat habitat satwa liar, antaranya orang utan, Monyet Blank Gibon dan White Huadread Gibon. Selain itu, ada Bunga Rafflesia dikenal juga sebagai padma raksasa, dan tumbuh-tumbuhan langka lainnya.
Sehingga dapat dipastikan, jika kita berkunjung ke lokasi wisata Lawe Gurah ini, petualangan wisata anda akan semakin indah dan berkesan.
Seperti dirasakan wartawan IndonesiaGlobal.Net, meski lelah perjalan menguras tenaga, namun seketika hal itu sirna saat tiba di lokasi. “Semuanya terbayar oleh indahnya alam,” ujar saya dalam hati.

Kelelahan itu terbayar dengan indahnya alam sekitar, dimana matapun turut dimanjakan oleh pemandangan alam membuat kita lupa akan lelahnya perjalanan tersebut.
Sementara, Ketua Perhimpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Aceh Tenggara, Miswardi mengatakan untuk menuju lokasi air panas Taman Lawe Gurah.
“Jika kita melakukan perjalanan biasa (Trekking) membutuhkan waktu sekira tiga atau empat hari sampai ke lokasi. Untuk hiking, butuh perjalanan lebih lama, yakni tujuh sampai delapan hari perjalanan,” kata dia.
Sedangkan suasana di lokasi wisata air panas Lawe Gurah Ketambe Agara, di tempat itu ada pilihan untuk mandi. Ada jugatempat berenang.

“Tentunya di tempat sejuk seperti itu, pastinya pemandian air panas, menjadi pilihan sebagai tempat ternyaman dan enak untuk bersantai,” ungkap Miswardi.
Menurut dia, sejak dibukanya kembali izin kunjungan wisata usai wabah Pandemi Covid-19 mereda, wisatawan mancanegara datang berkunjung sudah mencapai sekira 200 orang.
“Alhamdulillah, wisatawan mancanegara sudah mencapai sekira 150 hingga 200 orang turis asing, saat lokasi ini dibuka kembali untuk izin kunjungan wisatanya.” Per harinya bisa mencapai tujuh hingga delapan orang turis berkunjung, kata dia.
Menurut Miswardi, tidak sedikit wisatawan mancanegara datang berkunjung, lalu malas bergegas pulang ke penginapan.
“Sebab, mereka lebih memilih menginap dalam kemah di lokasi air panas Lawe Gurah Ketambe Agara tersebut.”

Kemudian, saat turis datang ingin pulang ke negara asalnya, mereka selalu berpesan agar tetap menjaga keasrian alam, kebersihan di lingkungan sekitar Wisata Lawe Gurah, ungkap Miswardi.
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Aceh Tenggara, melalui Kepala Bidang Pariwisata Indra Wahyudi, mengatakan jika sumber Air Panas Lawe Gurah tidak berbau belerang.
“Air panasnya langsung keluar menguap dari bawah air sungai Lawe Gurah. Dan di sana kita juga bisa melihat bunga terbesar di dunia, yaitu Bunga Raflesia Achehensis ada di ketambe,” kata Indra.
Kemudian, wisatawan asing bisa camping di tengah hutan pinggir sungai di objek Wisata Lawe Gurah. Selain itu, turis asing juga bisa melihat salah satu fauna (tanaman) di lokasi wisata air panas Lawe Gurah Ketambe Agara.
Untuk jalan masuk menuju lokasi air panas tersebut, menurut Indra, melalui arah timur dari Puncak Gurah dengan berjalan kaki.
Dia pun berharap masyarakat agar tetap menjaga kelestarian alam sekitar kawasan ketambe agar tetap menjadi alami.
“Di sini tidak ada ilegal loging dan pembukaan lahan secara ilegal, perburuan satwa liar dan menjaga kebersihan,” jelas Indra.

Dengan kondisi alami dan adanya satwa liar, ucap Indra, maka hal itu akan menarik kunjungan wisata asing sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sebab, tujuan wisatawan asing datang ke Ketambe ini, ingin melihat hutan yang alami, flora dan fauna masih liar, seperti orang utan, dan bunga terbesar di dunia.
“Pastinya bukan itu saja, termasuk pemandian air panasnya. Jadi mari sama-sama kita jaga hutan kita agar tetap alami,” pesan Indra.
MAG/Supardi melaporkan
Editor : DEP