INDONESIAGLOBAL, ACEH TENGGARA — Di balik hiruk pikuk Malaysia, di sebuah ruang dingin rumah sakit Sungai Buluh, Selangor, jenazah seorang perempuan dari Aceh Tenggara masih terbaring, bukan karena belum dimandikan atau belum dishalatkan, tapi karena belum mampu dipulangkan.
Namanya Reni Daniati, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Semadam Baru, Kecamatan Semadam, Aceh Tenggara. Perempuan berusia 31 tahun ini, mengembuskan napas terakhir pada 23 Juni 2025 lalu, setelah dua pekan koma akibat komplikasi penyakit ia derita selama bekerja di negeri jiran.
Namun sampai berita ini ditulis, jenazahnya belum bisa kembali ke tanah kelahiran karena keluarga tidak memiliki biaya penebusan jenazah ditaksir mencapai lebih dari Rp72 juta.
“Benar, jenazah adik saya masih tertahan di rumah sakit Sungai Buluh, Malaysia, karena belum ada biaya,” tutur Junita, kakak kandung Reni, dengan suara lirih kepada IndonesiaGlobal, Minggu 29 Juni 2025.
Dalam tangis tak bisa lagi ia bendung, Junita berkisah tentang adiknya berangkat ke Malaysia, dengan harapan memperbaiki nasib keluarga. “Adik saya orang baik. Ia pergi karena ingin membantu ekonomi keluarga kami. Tapi sekarang… ia pulang dalam peti. Itupun belum bisa,” ujarnya, terisak.
Janji yang Tertinggal
Reni dikenal keluarganya sebagai pribadi penyayang. Ia berjanji akan pulang. Kini, janji itu tinggal kenangan, apa yang dijanjikan hanya bisa ditukar dengan harapan jenazahnya bisa kembali ke pangkuan keluarga.
Kata dia, harapan kami sekarang cuma satu, semoga ada pihak mau membantu. “Kami sudah kehabisan cara,” ungkap Junita, memohon uluran tangan para dermawan, pun Pemerintah Aceh Tenggara.
Menurut Junita, hingga saat ini, belum ada bantuan atau perhatian resmi dari pemerintah daerah terkait pemulangan jenazah Reni.
Menanti Uluran Tangan
Tragedi yang menimpa Reni membuka kembali potret getir nasib para pahlawan devisa berjuang di luar negeri sana. Mereka berangkat dengan harapan, namun terkadang pulang dalam kesunyian, bahkan tertahan oleh kendala biaya.
Kisah Reni bukan hanya cerita duka sebuah keluarga di Aceh Tenggara. Ini adalah cermin bagi kita semua, tentang pentingnya perlindungan, perhatian, dan kemanusiaan terhadap pekerja migran, terutama ketika mereka pulang dalam kondisi yang tak lagi bisa berkata-kata.
Jika ada yang ingin membantu, keluarga dapat dihubungi melalui kontak Junita, 0821-6021-8182.
Karena bagi Junita dan keluarganya, pemulangan jenazah Reni bukan hanya soal tradisi, tapi tentang mengantar pulang jiwa yang pernah berjuang untuk mereka.
Catatan redaksi:
Pihak keluarga membuka ruang donasi atau kolaborasi bagi para dermawan, lembaga, atau otoritas ingin membantu proses pemulangan jenazah almarhumah Reni Daniati ke Aceh Tenggara.
Editor: Dep