INDONESIAGLOBAL, DENPASAR – Kabupaten Aceh Jaya resmi mencatat sejarah baru dalam bidang kesehatan. Pada ajang prestisius tingkat internasional, The 9th Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria Elimination, yang digelar di Bali, Selasa 17 Juni 2025. Aceh Jaya menerima Penghargaan Eliminasi Malaria dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Penghargaan diserahkan langsung Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, didampingi Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, yang hadir sebagai advisor Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA).
Hadir menerima penghargaan adalah Sekretaris Daerah Aceh Jaya, Teuku Reza Fahlevi, bersama Israfuadi, Penanggung Jawab Program Malaria Dinkes Aceh Jaya, mewakili Bupati Safwandi.
Dari Zona Merah ke Zona Nol Kasus
Aceh Jaya dulunya merupakan daerah dengan ribuan kasus malaria, khususnya di wilayah tambang dan hutan terpencil. Penularan lokal aktif dan arus pekerja dari luar memperburuk kondisi. Namun dalam tiga tahun terakhir, kabupaten ini berhasil menghentikan total penularan lokal dan memenuhi tiga indikator eliminasi sesuai Permenkes No. 22 Tahun 2022:
Tidak ada penularan lokal selama tiga tahun berturut-turut (kecuali Probable P. knowlesi)
API (Annual Parasite Incidence) < 1 per 1.000 penduduk
Positivity rate < 5 persen selama tiga tahun
9 Kabupaten Lolos Eliminasi 2025
Aceh Jaya menjadi satu dari sembilan kabupaten yang dinyatakan lolos eliminasi malaria tahun ini, bersama:
1. Aceh Jaya – Aceh
2. Kepulauan Anambas – Kep. Riau
3. Tanah Bumbu & Balangan – Kalsel
4. Malinau – Kalimantan Utara
5. Buru Selatan – Maluku
6. Sumbawa Barat & Lombok Utara – NTB
7. Maybrat – Papua Barat Daya
“Kado 100 Hari Kerja” dan Komitmen Berkelanjutan
Sekda Teuku Reza menyebut penghargaan ini sebagai buah kerja keras semua pihak dan menjadi kado indah 100 hari kerja Bupati Safwandi dan Wakil Bupati Muslem.
“Dulu kita melawan ribuan kasus, hari ini kita buktikan Aceh Jaya bebas malaria. Terima kasih untuk para tenaga kesehatan, kader desa, dan masyarakat yang turut berjuang,” ujar Reza.
Bupati Safwandi juga menegaskan komitmen menjaga keberlanjutan eliminasi:
“Ini sejarah penting. Kami akan terus menjaga agar generasi mendatang bebas dari ancaman malaria,” kata Bupati.
Plt. Kadinkes Aceh Jaya, Salbiah, menambahkan bahwa penghargaan ini adalah pengakuan atas dedikasi lintas sektor:
“Kami akan perkuat surveilans dan edukasi agar status bebas ini tetap bertahan.”
Strategi yang Membalikkan Keadaan
Keberhasilan Aceh Jaya diraih melalui strategi yang komprehensif:
Pemeriksaan intensif di tambang dan hutan
Surveilans migrasi & investigasi kasus secara aktif
Edukasi lokal, penggunaan juru malaria desa, dan pengendalian vektor berbasis masyarakat
Kolaborasi dana desa, regulasi daerah (Perbup No. 16a/2011), dan sinergi lintas sektor
Tim penilai dari Kemenkes RI melakukan evaluasi di Aceh Jaya pada 11–13 Desember 2024, dipimpin Dr. Lukman Hakim.
Imbauan Waspada: Cegah Kasus Impor
Meski dinyatakan bebas penularan lokal, Pemerintah Aceh Jaya mengimbau kewaspadaan terhadap kasus impor, terutama dari pekerja tambang dan pendatang baru. Seluruh aparatur gampong dan tokoh masyarakat diminta aktif melaporkan pendatang ke fasilitas kesehatan untuk skrining dini.
“Kita pernah jatuh karena kasus dari luar. Kini saatnya kita jaga barisan agar sejarah kelam itu tak terulang,” tutup Reza.
Editor: DEP