INDONESIAGLOBAL, ACEH TENGGARA – Banjir Bandang yang melanda Kabupaten Aceh Tenggara yang disebabkan oleh aktivitas penambangan liar membuat hutan gundul kini menjadi sorotan. Banjir yang melanda Warga di beberapa kecamatan merasa dalam keadaan mencekam dan kerugian material yang signifikan.
Wakil Sekretaris Karang Taruna Aceh, Awaluddin, mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk tidak tinggal diam terhadap kerusakan lingkungan yang kian masif dan meminta kepada Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA untuk tidak menutup mata dan berharap meninjau langsung lokasi hutan yang gundul di Aceh Tenggara sehingga dapat memberikan solusi konkrit.
“Kami meminta kepada Pj Gubernur Aceh dan APH bertindak tegas terhadap penambang liar yang telah merusak lingkungan, sehingga menyebabkan banjir di berbagai wilayah. Ini bukan hanya soal hukum, tetapi juga menyangkut keselamatan warga dan untuk keberlanjutan ekosistem,” ujar Awaluddin kepada IndonesiaGlobal, Rabu 8 Januari 2025.
Awaluddin mengatakan, banjir yang melanda beberapa Kecamatan di Aceh Tenggara yang terjadi beberapa hari terakhir telah menghancurkan lahan pertanian, rumah warga, dan infrastruktur.
“Secara alami, setiap akhir tahun intensitas hujan di Aceh Tenggara memang tinggi, tetapi karena kondisi lingkungan yang kritis, memicu bencana, baik banjir bandang maupun banjir luapan,” ujarnya
Dikatakannya, dampaknya saat musim hujan dengan intensitas tinggi, banjir dengan mudah terjadi, karena daya tampung semakin berkurang karena hutan sudah gundul.
Awaluddin mengungkapkan, banjir menjadi persoalan di Aceh Tenggara, hanya direspons saat kejadian. “Mitigasi masih diabaikan.”
Dirinya berharap mewakili warga yang terdampak, Pemerintah Aceh dan APH segera mengambil tindakan nyata untuk mencegah bencana serupa terjadi di masa mendatang. (MAG)