INDONESIAGLOBAL – Sosok Jenderal Hoegeng Imam Santoso, Kapolri ke-5 yang dikenal sebagai simbol integritas dan keteguhan dalam menjalankan tugas, selalu menarik untuk diulas. Lahir di Pekalongan pada 14 Oktober 1921, Hoegeng dikenal luas karena sikapnya yang jujur, disiplin, dan sederhana selama mengabdi sebagai polisi dan pejabat negara. Hingga kini, ia dijadikan teladan bagi jajaran Kepolisian Republik Indonesia.
Salah satu momen paling dikenang dari karier Hoegeng adalah ketika ia dengan tegas memberantas kasus penyelundupan mobil mewah di era Orde Baru. Saat itu, ribuan mobil mewah masuk ke Indonesia tanpa membayar bea cukai, merugikan negara dalam jumlah besar. Pengusaha Robby Tjahjadi, yang didukung oleh oknum aparat Kepolisian dan TNI, menjadi pelaku utama dalam kasus ini.
Sebagai Kapolri, Hoegeng tak pandang bulu dalam menindak kasus ini, meskipun ia tahu ada banyak pejabat tinggi yang terlibat. Ia menyita ratusan mobil mewah yang masuk secara ilegal, meski dari total 3.000 mobil yang diselundupkan, banyak yang lolos dari pengawasan. Sayangnya, meski Robby Tjahjadi akhirnya dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, upaya Hoegeng dalam memberantas penyelundupan ini tak sepenuhnya didukung oleh aparat lainnya.
Hoegeng, yang tak pernah memanfaatkan fasilitas mewah seperti rumah dinas atau pengawalan ketat, selalu berjuang melawan korupsi dan penyimpangan di dalam institusi. Namun, sikap tegasnya membuat banyak pihak tidak nyaman. Kasus penyelundupan mobil mewah ini akhirnya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Hoegeng dicopot dari jabatannya sebagai Kapolri, meskipun ia telah berjuang keras untuk menjaga keadilan.
Hoegeng adalah contoh nyata dari seorang pejabat yang berani mengambil sikap, meskipun itu berisiko terhadap posisinya. Hingga kini, namanya dikenang sebagai pahlawan yang tak tergoyahkan oleh tekanan politik maupun kekuasaan, menjadikannya simbol bagi Polri dalam menjaga integritas dan menegakkan hukum tanpa kompromi.
Sumber: Sindonews