INDONESIAGLOBAL, ACEH TAMIANG – Kelompok 7 Kuliah Kerja Nyata Melayu Serumpun (KKNMS), melaksanakan kunjungan ke kantor Datok Penghulu di Dusun Suka Maju, Desa Tenggulun, Aceh Tamiang, Senin 22 Juli 2024.
Hal itu disampaikan M Yunus Ketua kelompok 7 KKNMS kepada IndonesiaGlobal, Sabtu 3 Agustus 2024.
Kata dia, “tujuan kunjungan ini adalah untuk menjelaskan rancangan program yang telah direncanakan oleh tim.”
Kehadiran kelompok tersebut disambut baik dan mendapatkan respons positif juga dukungan penuh oleh Feri Sutarto Datok Desa Tenggulun, Aceh Tamiang.
Selain memaparkan program, tim KKNMS kelompok 7 juga membahas permasalahan yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat Tenggulun, ujar M Yunus didampingi timnya.
Dari program yang disampaikan, salah satunya mereka menyebutkan persoalan masalah akses perjalanan menuju setiap dusun yang masih sulit dijangkau.
Kata dia, Desa Tenggulun juga tidak memiliki Qanun kampung karena budaya yang ada di desa tersebut lebih banyak mengikuti budaya dan kebiasaan Sumatera.
Ia menyebutkan itu terjadi karena perkembangan zaman dan lokasi yang berada di perbatasan Aceh-Sumatera yang mengakibatkan sulitnya menerapkan aturan adat Aceh secara penuh.
Yunus dan rekan satu timnya menyebut, permasalahan ini menjadi tantangan bagi penegak Dusun Suka Maju, mengingat mereka telah berulang kali mengajukan permohonan perbaikan jalan namun belum mendapatkan respons yang memadai.
Tidak hanya itu keta dia, jalan menuju Dusun Suka Maju masih berbatu dan sulit dijangkau dan kondisi ini menambah beban bagi masyarakat dan menuntut perhatian lebih dari pihak terkait.
Dalam hal ini, kata dia, kunjungan tim KKNMS kelompok 7 yang melibatkan perguruan tinggi keagamaan Islam di Sumatera dan IAIN Langsa diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Tenggulun, khususnya dalam hal aksesibilitas dan infrastruktur.
Tempat sama, Feri Sutarto, Datok Desa Tenggulun, Aceh Tamiang, mengatakan persoalan jalan rusak tersebut pihaknya sudah mengajukan permohonan kepada pemerintah Aceh Tamiang.
Namun, kata dia, untuk permohonan perbaikan jalan tersebut sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan diperbaiki.
“Akhir-akhir ini emang menjadi isu di Tenggulun terkait jalan rusak, cuma perihal jalanan saja, sudah berkali-kali kita ajukan tapi tetap juga tidak mendapatkan respon dari pihak pemerintah,” ujar Datok.
Dalam hal ini Datok berharap surat permohonan yang dilayangkannya segera mendapatkan balasan dari pemerintah setempat, demikian.