INDONESIAGLOBAL, BANDA ACEH – Bumi Serambi Mekkah, kembali mengukir sejarah di “Kota Seribu Wali” Negara Yaman, melalui tiga putra Aceh.
Tiga orang alumni terbaik Pesantren Babun Najah Ulee Kareng, Banda Aceh, Jumat 19 Juli 2024 lalu, berhasil raih gerlar sarjana di Universitas ternama di Yaman itu.
Adapun tiga alumni tersebut, yakni Tengku Muhammad Yanis, Tengku Mubarak, dan Tengku Athar Nurul Ihsan.
Diketahui, ketiganya berhasil menyelesaikan pendidikannya di Universitas didirikan oleh Habib Abu Bakar al-Adni Bin Ali Al-Masyhur, yaitu Universitas Al-Wasathiyah, di Husaisah, Hadramaut, Republik Yaman.
Sekira pukul 7.00 waktu setempat, sebanyak 65 mahasiswa berasal dari berbagai negara, di wisuda di universitas itu.
Dalam jumlah puluhan orang itu, informasi diterima IndonesiaGlobal, dari Republik Yaman, Sabtu 20 Juli 2024.
Enam orang antaranya, adalah putra terbaik Aceh, mereka datang dari berbagai kota/kabupaten dan berhasil lulus dari universitas itu.
Berdasarkan informasi diterima wartawan ini, untuk ketiga alumni dimaksud, berhasil lulus tahun ini, mereka merupakan sosok alumni menjadi panutan di Pesantren Babun Najah.
Sejak di pesantren, mereka selalu mendapatkan prestasi, seperti menjdi santri teladan, dan santri paling banyak hafalan Qur”annya.
Selain prestasi akademik diraih, ketiganya juga sangat aktif di organisasi pesantren.
Tgk Muhammad Yanis, katanya pernah menjabat sebagai Ketua OSIS, Tgk Athar Nurul Ihsan, juga dipercayakan menjadi ketua bahasa, dan Tgk Mubarak, diamanahkan menjadi Ketua IT.
Dalam penelusuran wartawan ini, diketahui perjuangan mereka dalam meraih gelar Licentiate (Lc) itu, bukan gampang.
Karena keinginan dan semangat yang tinggi memperdalam ilmu agama dengan orang Arab. Maka itu mendorong ketiganya mengikuti tes di salah satu pesantren ada di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Kemudian, disertai semangat tinggi, niat ikhlas, serta doa dan dukungan orang tua, walapun banyak lika-liku dan tahapan, akhirnya dapat mereka lalui.
Qadarullah pun berpihak kepada mereka. Ketiganya dinyatakan lulus di salah satu Universitas di Republik Yaman.
Usai lulus, bukan berarti perjuangan mereka selesai begitu saja. Informasi lain diterima, Republik Yaman, merupakan satu negara tidak menyediakan beasiswa sama sekali.
Akan tetapi, karena niat ikhlas dan mempunyai tekad belajar kuat, maka mereka pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Di Yaman, kata teman-teman mereka juga aktif dalam berbagai organisasi di universitas itu.
Bukan itu saja, guna mensiasati ekonomi, mereka juga melakukan bisnis dan berjualan kecil.
Seperti bisnis tukar menukar uang Dolar ke Riyal, dan mereka jualan nasi goreng, serta sambal.
Tujuannya hanya satu, ujar salah satu dari mereka.”Itu dilakukan guna mencukupi kebutuhan hari-hari, agar orang tua di kampung halaman tidak terlalu memikir masalah biaya kami di Yaman,” ungkapnya, kepada IndonesiaGlobal.
Begitulah secuil kisah semangat dan perjuangan mereka di sana, dalam menuntut ilmu. Berbagai rintanganpun mereka tegar lewati, demi mendapatkan gelar Licentiate (Lc), dan dapat membanggakan kedua orang tua mereka.
Dalam hati penulis berkata, dari lika-liku perjuangan itu, tentu kita bisa mengambil banyak pelajaran.
“Intinya, dimana ada niat ikhlas, disitu pula Allah memberikan kita jalan.” Semoga ilmu mereka dapatkan, bisa bermanfaat bagi masyarakat umum, khususnya bagi Pesantren Babun Najah.
Semoga perjuangan lika-liku mereka di sana, bisa memotivasi santriwan-santriwati di Ponpes Babun Najah lainya. “Selamat kepada Tgk Muhammad Yanis, Tgk Mubarak, dan Tgk Athar Nurul Ihsan, atas gelar diraih.” Salam dari saya, untuk kalian di sana.
Semoga, melalui tulisan ini, bisa menjadi panutan dan motivasi bagi kita semua. Wassalam. (MAG/Umam)