INDONESIAGLOBAL ABDYA – Tim Peneliti Pengkaji Gelar Kabupaten (TP2GK) sambangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya.
Dalam kunjungan itu, dilakukan koordinasi tahapan pengusulan nama Teuku Ben Mahmud, sebagai calon
Pahlawan Nasional asal Abdya.
Ketua TP2GK, Aris Faisal Djamin, proses pengusulan sebagai pahlawan nasional dilakukan melalui beberapa tahapan. Di antaranya, pengusulan masyarakat ke pemerintah kabupaten.
Lalu pemerintah kabupaten melalui TP2GK, mengusulkan ke tingkat provinsi, melalui Dinas Sosial Aceh, seterusnya ke Kementerian Sosial RI di Jakarta.
“Baru, nantinya pada setiap 10 November, Presiden RI menganugerahkan gelar pahlawan ke setiap tokoh lolos verifikasi,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya sedang melakukan penelitian. Usai penelitian, kami wajib membuat seminar.
Dia menjelaskan, ada dua seminar pengusulan pahlawan nasional itu. “Pada seminar tingkat daerah diagendakan 31 Juli mendatang, dan seminar nasional pada 10 November, tepatnya pada hari pahlawan,” ucap Aris.
Dalam catatan peneliti Belanda K.F.H Van Langen, Teuku Ben Mahmud merupakan sosok penting di Blang Pidie, dan sangat ditakuti Belanda. “Hal itu diungkapkan berdasarkan catatan-catatan kontroler Belanda, di Tapaktuan, Aceh Selatan.
Dalam catatan itu, pada tahun 1911, Teuku Ben Mahmud dikenakan hukuman Internering oleh Pemerintah Belanda. Dia diasingkan ke Halmahera Timur, Maluku Utara.
Pun di asingkan jauh di sana, sepak terjang perjuangannya, masih terasa gigih melawan Belanda dan Jepang.
“Saat meninggal, ia dikuburkan secara militer. Dan pada pemakaman itu, warga Halmahera Timur turut berkabung.” Masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang, bentuk penghormatan atas perjuangan dan jasanya, “Almagfurullah Teuku Ben Mahmud Setia Radja.” (MAG)