Jendela AlaNanggroe Aceh

Lemang Penganan Khas Idul Adha di Aceh Tenggara

×

Lemang Penganan Khas Idul Adha di Aceh Tenggara

Sebarkan artikel ini
Lemang Penganan Khas Idul Adha di Aceh Tenggara
Warga Aceh Tenggara saat bakar lemang yang menjadi penangan dalam memeriahkan hari raya idul adha 1445 H. (Pajak Pagi). Foto: Riko Hermanda/IndonesiaGlobal

INDONESIAGLOBAL, ACEH TENGGARA – Dalam menyambut Idul Adha 1445 H pelbagai tradisi unik dilakukan warga Indonesia. Sesuai kultur dan budaya masyarakat di masing-masing daerah.

Di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, misalnya. Masyarakat di daerah ini menjadikan bakar lemang sebagai sebuah tradisi yang tak bisa dilewatkan, saat menyambut Iduladha. Setiap sudut wilayah warga melakukan aktivitas tersebut.

Salah seorang tokoh masyarakat di daerah setempat, Muhamad Sadri, menjelaskan, membuat penganan lemang ini bagi warga Aceh Tenggara merupakan sebuah tradisi yang sudah melekat sejak lama secara turun temurun.

Dikatakan dia, makanya tidak usah heran jika satu hari menjelang Iduladha, kepulan asap dari hasil kayu bakar pembakaran lemang tampak menyelimuti sebagian besar wilayah Aceh Tenggara.

“Kebanyakan warga Agara, membuat penganan lemang itu sebagai penganan menjamu tamu yang datang maupun dibawa untuk bersilaturahmi mengunjungi rumah sanak keluarga, kerabat dan tetangga saat hari raya Iduladha,” kata Sadri Kepada IndonesiaGlobal, Minggu 16 Juni 2024.

Sadri menceritakan bagaimana proses memasak lemang itu dilakukan oleh masyarakat disana. sejak pajar, warga Agara disibukkan dengan kegiatan menanak lemang dengan cara dibakar di areal pekarangan rumah masing-masing.

LIHAT JUGA:   DPRK Nagan Raya Keluarkan Rekomendasi Hentikan Eklpoitasi MIFA: Said Muzhar, Itu dinilai Terburu-buru

Saat menanak lemang, masyarakat sekitar juga memanfaatkan momen itu untuk bakar bakar ikan tawar maupun ayam.

Lemang merupakan penganan yang terbuat dari bahan pulut ketan yang dicampur dengan santan kelapa tua yang dibumbui dengan garam.

Bahan tersebut kemudian dicampur kemudian dimasukkan kedalam sepotong bambu muda pilihan yang sudah sesuai takaran yang telah dibalut bagian dalamnya dengan daun pisang muda.

“Proses menanak lemang itu dengan cara dibakar dengan menggunakan kayu api dengan api yang cukup besar hingga memakan waktu berjam-jam lamanya,” sebutnya.

Jarak lemang dan api harus diperhatikan, untuk menghindari kegosongan terhadap bambu lemang. Poses menanak lemang harus dilakukan dengan sabar agar mendapatkan rasa dan kualitas rasa lemang yang baik dan lezat saat di santap bersama keluarga, tetangga dan kerabat terdekat saat momen Idul adha.

Menurut dia, selain momen menjelang Idul adha, tradisi masak lemang ini juga dilakukan oleh masyarakat setempat disaat menyambut hari besar lainnya. Seperti, memperingati maulid Nabi Muhammad S.A.W. dan Acara adat adat pemaman.

LIHAT JUGA:   DPRK Nagan Raya Keluarkan Rekomendasi Hentikan Eklpoitasi MIFA: Said Muzhar, Itu dinilai Terburu-buru

Di sisi lain, jelang Iduladha, pedagang lemang di daerah ini pun kebanjiran pesanan. Pasalnya, kekinian cukup banyak warga memilih untuk memesan lemang. Dikarenakan, terkendala waktu dan kesibukan lainnya.

Salah seorang pedagang lemang, Patimah kepada Wartawan IndonesiaGlobal mengatakan, lemang dalam bahasa Alas didaerah itu disebut “Khikis”.

“Ini sudah menjadi tradisi turun menurun saat meugang idul adha,” katanya, Minggu 16 Juni 2024.

Patimah menyebutkan, dirinya banyak mendapatkan pesanan untuk memasak lemang menjelang Iduladha 1445 H ini.

Kata Patimah, hingga hari ini ada sebanyak 570 potong bambu lemang, yang sudah dipesan kepada dirinya. Lain lagi, dengan lemang yang di jual untuk warga yang singgah untuk membeli.

Ia memperkirakan, omset dari penjualan lemang dagangannya tembus mencapai Rp14 juta lebih.

“Ini adalah berkah bagi kami,” ujarnya. (MAG)

Editor: WAH