INDONESIAGLOBAL, NAGAN RAYA – Terkait tudingan jika mantan Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya diduga memakai anggaran dengan iming-iming, pihak manajemen RSUD setempat, membantah keras.
Bachtiar, Kasi Penunjang Non Medis RSUD Iskandar Muda Nagan Raya itu menyatakan, sudah ada persetujuan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
Kepada IndonesiaGlobal, Sabtu 1 Juni 2024 petang, menjelaskan mantan Direktur RSUD, dinilai sudah berkordinasi.
Kata Bachtiar, mantan direktur sudah meminta persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) RSUD SIM Nagan Raya.
“Terkait prosedur pengelolaan anggaran dibawah nilai Rp200 juta, itu bisa pelaksanaan langsung,” tuturnya.
Menurut dia, sesuatu kita lakukan ini, aturan dan ketentuannya sudah kita ikuti, agar tidak menyalahi di kemudian hari.

Bahkan, dengan tegas mengungkapkan, kehadiran HM ini, justru kami nilai sangat membantu pihak rekanan, sehingga mudah dalam memasok makan minum untuk pasien.
Kata dia, kami justeru sangat berterimakasih, kehadiran HM ingin membantu pihak rekanan di rumah sakit.
“Apalagi HM ini, sudah bersedia memfasilitasi pelayanan makan minum pasien.” HM, lanjut Bachtiar, sudah menalangi dana pribadinya kepada rekanan, agar fasilitas makanan dan minum pasien tidak terhambat.
“Tujuan itu dilakukan HM, demi pelayanan di rumah sakit,” jelas Bachtiar.
Sejauh ini, pihaknya menilai langkah dilakukan oleh HM dalam proses menghandel makan dan minum pasien, jelas sangat terbantu,
“Yang mana, setelah banyak rekanan dicari oleh pihaknya, itu tidak mampu menalangi terlebih dahulu dengan modal cukup besar.” Kita sangat terbantu oleh HM, dia bisa menanggulangi makan dan minum pasien atas rekanan.
Sebelumnya, kata Bachtiar, banyak rekanan yang tidak mau. Alasan mereka, karena keterbatasan anggaran, dan kita tidak bisa membayar dalam waktu cepat.
Tentunya itu akan menjadi permasalahan bagi kita, apalagi rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan, menjadi objek vital di kabupaten ini, kita bisa melihat hal itu dengan jelas.
Hal lainnya, Bachtiar juga membantah terkait adanya dugaan permainan dilakukan mantan Direktur RSUD SIM Nagan Raya, dr Cut Yuliza Sutifa.
Beberapa waktu lalu, direktur disebutkan memainkan anggaran rumah sakit, iming-imingnya untuk mencari keuntungan.
Kata Bachtiar, ini perlu dipertegas, pasal HM menghandel hal itu, sebab HM dinilai mampu.
Di rumah sakit, pembayarannya kadang-kadang sampe tiga bulan, belum bisa membayar.
Misal, jika ada pembayaran hingga Rp180juta per bulan, lalu dikalikan tiga bulan, sudah berapa jumlahnya?
“Bahkan hingga saat ini, Bachtiar mengaku masih ada hutang belum kami bayar, tutup dia.
Editor: VID