Otomotif

Bahaya Tidur di Dalam Mobil Dengan AC Nyala

Avatar photo
×

Bahaya Tidur di Dalam Mobil Dengan AC Nyala

Sebarkan artikel ini
Bahaya Tidur di Dalam Mobil Dengan AC Nyala
Bahaya tidur di dalam mobil dengan kondisi ac menyala. Foto CNN Indonesia

INDONESIAGLOBAL –  Sejumlah pengguna mobil masih belum menyadari bahwa tidur di dalam mobil dengan kondisi pendingin udara atau AC menyala sangat berbahaya. Penghuni kabin bisa keracunan gas karbon monoksida (CO) yang merupakan sisa pembakaran keluar melalui knalpot.

Gas CO berbahaya karena dapat menggantikan oksigen dalam darah ketika mengikat sel darah, sehingga menyebabkan kekurangan oksigen pada jantung, otak, dan organ vital lainnya.

Hal ini membuat penumpang rentan terkena keracunan gas CO karena gas ini tidak berbau sehingga sulit untuk diketahui keberadaannya.

Gas CO ini dapat menyelinap ke dalam mobil dapat menimbulkan gejala keracunan gas tanpa disadari, seperti badan lemas, mengantuk, sakit kepala, mual, sakit pada dada, dan halusinasi. Apabila kadarnya tinggi dapat menghilangkan kesadaran.

Karena tanda-tandanya tidak mudah dikenali, saat sadar sulit mencari pertolongan karena tubuh sangat lemah, bahkan untuk membuka pintu mobil.

Maka dari itu, banyak yang menjadi korban keracunan gas CO dan tidak dapat diselamatkan karena menghirup gas beracun saat tidur di dalam mobil dengan AC menyala mengutip Auto2000.

Cara mencegah keracunan gas CO

Terdapat beberapa hal wajib dilakukan untuk mencegah keracunan gas CO pada dalam kabin mobil.

1. Ketika mobil berhenti, hindari duduk dalam mobil untuk waktu lama, terutama saat mesin dan AC masih menyala. Situasi semakin buruk bila mobil diparkir di dalam gedung parkir, garasi, atau ruang tertutup lainnya.

2. Bila terpaksa berada dalam mobil, buka jendela sedikit sekitar 3-5 cm untuk memperbaiki sirkulasi udara luar. Namun, solusi ini tidak disarankan karena risiko keracunan tetap tinggi, terutama jika ada anak kecil atau lansia.

3. Saat mulai merasakan gejala awal seperti mengantuk tiba-tiba, tubuh lemas, atau pusing meskipun dalam kondisi sehat, segera keluar dari mobil. Bila tubuh terlalu lemah, tekan klakson untuk menarik perhatian orang di luar mobil.

4. Rutin servis berkala menjadi kunci utama mencegah keracunan gas CO dalam mobil. Ketika servis berkala, periksa seluruh komponen mobil, termasuk potensi kebocoran pada kabin mobil, dan mesin beserta saluran gas buang.

Uji emisi untuk menjaga kadar gas CO

Seperti diketahui, kendaraan bermotor pasti menghasilkan emisi. Di Indonesia ambang batas emisi mengacu pada parameter Karbon Monoksida (CO) 1,5 persen Vol dan hidrokarbon (HC) 200 ppm Vol.

Hasil uji emisi akan digunakan untuk memeriksa kondisi mesin mobil. Teknisi akan mencari solusi jika kadar emisi mobil melebihi batas, karena ini menunjukkan adanya masalah pada komponen mesin mengakibatkan pembakaran tidak efisien.

Meskipun begitu, pembakaran efisien dapat mengurangi tingkat gas CO karena mengurangi endapan karbon dari sisa pembakaran di ruang bakar.

Oleh karena itu, kondisi busi menjadi salah satu faktor diperiksa. Kebocoran oli terbakar dapat pula meningkatkan kadar CO, di mana angka Air Fuel Ratio (AFR) harus sesuai mencapai pembakaran optimal.

Sumber: cnnindonesia

Cara Perpanjang STNK Lima Tahunan
Otomotif

INDONESIAGLOBAL – Pada 2024, persyaratan dan prosedur untuk memperpanjang STNK selama lima tahun masih sama seperti tahun sebelumnya. Saat ini,…