INDONESIAGLOBAL, ACEH TENGGARA – Suwerdi, 35 tahun, salah satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) warga Desa Kuta Cingkam 1 Liangpangi, Kecamatan Lawe Alas, Aceh Tenggara, meninggal dunia di Kuantan, Pahang Malaysia Selasa 23 April 2024.
Namun pihak keluarga merasa kesulitan biaya untuk kepulangan jenazah dari negeri jiran itu ke Aceh Tenggara.
“Jenazah masih tertahan di Rumah Sakit Kuantan, Malaysia saat ini membutuhkan uluran tangan para dermawan, khususnya pemerintah daerah untuk kepulangan jenazah ke kampung halaman di Aceh Tenggara,” kata Firmando warga Aceh Tenggara yang berada di Malaysia kepada IndonesiaGlobal via WhatsApp, Kamis 25 April 2024.
Firmando mengatakan, sebelumnya pihak pimpinan perusahaan tempat Suwerdi bekerja menyebutkan biaya pemulangan jenazah mencapai RM 18 ribu. Jika dikonversikan ke nilai tukar Rupiah saat ini, biaya tersebut mencapai Rp 60 jutaan.
“Setelah dihubungi dan dijumpai langsung bosnya, ternyata bosnya tidak mau membantu pemulangan jenazah ke Indonesia, hanya mau dimakamkan di Malaysia, akhirnya diurus oleh teman-teman Indonesia dan ternyata biaya pemulangan hanya menghabiskan dana RM 5 ribu, atau sekitar Rp 18 jutaan,” sebut Firmando
Setelah berkordinasi dengan keluarga Suwerdi, pihaknya dan hasil donasi hanya mampu mengumpulkan biaya sekitar RM 2.500.
“Sehingga saat ini masih membutuhkan biaya lebih kurang sisanya sekitar RM 2.000 atau Rp 6 juta lebih,” ungkap Firmando.
Firmando mengatakan, proses pengurusan pemulangan jenazah Suwerdi saat ini tidak melalui jalur Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Lanjut Firmando, untuk saat ini proses pengurusan jenazah dilakukan oleh seorang warga asal Kutacane, Aceh Tenggara, yang ada di Malaysia.
“Karena paspornya ada, jadi semua administrasinya, enggak melalui KBRI, hanya melalui personalnya aja,” kata Firmando.
Firmando menjelaskan, kalau proses pemulangan jenazah melalui KBRI membutuhkan waktu lama, bahkan hampir mencapai tiga minggu. Sehingga pihak teman-teman korban yang berasal dari Aceh Tenggara dan keluarga berinisiatif untuk mengurus berkas-berkas pemulangan jenazah.
“Untuk beberapa berkas sudah ada yang siap, seperti rumah sakit, biayanya, terus kepolisian, buat surat jalannya, sedangkan untuk pesawat, belum ada,” ungkap Firmando.
Keluarga Suwerdi berharap, semoga ada keajaiban, pihaknya saat ini hanya bisa berdoa agar jenazah, secepatnya dapat dipulangkan, mengingat sudah hampir tiga hari di Malaysia.
Dan semoga ada kepedulian Pemerintah Aceh Tenggara untuk bisa membantu jenazah korban di Malaysia supaya dapat dipulangkan ke kampung halaman. pungkas Firmando. (MAG/ Riko Hermanda)
Editor: RAH