INDONESIAGLOBAL, BANDA ACEH – Puluhan perempuan muda dari berbagai komunitas di Kota Banda Aceh, mengikuti diskusi mendalami peran perempuan dalam menyambut tahun politik Indonesia, di Ivory Cafe Banda Aceh, Senin 4 Desember 2023.
Dalam kegiatan bertajuk “One Day One Voice (ODOV) 2023” itu, Anggota Forum Aktivis Perempuan Muda (FAMM) Indonesia Perwakilan Aceh, berkolaborasi bersama Flower Aceh, PMII, LETO dan PKBI Aceh.
Perwakilan FAMM Indonesia, Febby mengatakan mendukung pelaksanaan kegiatan, ini sebagai bagian dari rangkaian 16 Hari anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKtP). “Tujuannya, untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan dan anak di seluruh dunia.”
Selain itu, kata dia, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran, dan kapasitas perempuan muda untuk berpartisipasi dalam politik.
Dia menilai, dalam konteks kehidupan, perempuan masih menghadapi banyak tantangan. Seperti angka kekerasan dan perceraian yang tinggi. Kemudian, lanjut dia, pentingnya memilih pemimpin berpihak pada nasib perempuan dalam pemilu akan datang.
“Itu merupakan faktor penentu, sebab akan berdampak pada kebijakan dan kesejahteraan perempuan selama lima tahun ke depan.” Kami ingin perempuan Aceh memiliki suara dan pengaruh dalam menentukan arah pembangunan di Aceh, khususnya dalam hal perlindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan, tegas Febby.
Sementara itu, Zahrul Fadhi, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Panwaslih Kota Banda Aceh, mengajak perempuan Aceh aktif untuk mengawal dan mengawasi pemilu, agar berlangsung secara adil dan integritas.
Disisi lain, kata dia, pihaknya ingin memastikan jika 30 persen kuota perempuan, dapat terpenuhi pada pemilu akan datang. “Sebab itu, kami mengajak perempuan Aceh, aktif mengawal dan mengawasi pemilu.”
Kata dia, perempuan harus mendapatkan hak dan akses sama dengan laki-laki di bidang politik, tanpa adanya diskriminasi atau kecurangan.
Selain itu, ujar Zahrul, sejarah peran perempuan dalam politik di Aceh, menunjukkan kemandirian dan ketegasan. “Seperti kisah Malahayati, Cut Nyak Dhien, dan Sultan Safiatuddin dalam memainkan peran strategis dalam politik.”
Kepada perempuan Aceh, FAMM Indonesia mengajak untuk memanfaatkan hak suara dengan bijak pada Pemilu 2024 dan memilih pemimpin responsif dan progresif terhadap isu-isu perempuan.
“Bijaklah dalam menentukan suara. Kita harus menjadi agen perubahan positif untuk Aceh lebih baik,” kata Zahrul.(MAG)
Editor: YUD