IG.NET, ACEH BARAT – Daerah Aliran Sungai (DAS) Meurebo di Desa Marek, Kecamatan Kawai XVI, Kabupaten Aceh Barat, kerap mengikis bagian tepian sungai hingga amblas, sedikit demi sedikit membuat warga resah.
“Apalagi jika musim hujan tiba, disusul meningginya debit air sungai, dan erosi kian parah terjadi turut mengancam sejumlah rumah warga setempat, termasuk beberapa rumah warga pun ada yang amblas ke sungai,” imbuh M Syukur, 65 tahun, Minggu 3 September 2023 petang.
Erosi ini, menurut dia sudah bertahun-tahun terjadi, akibatnya dua rumah warga sudah lenyap runtuh ke sungai. Dia sendiri mengaku mulai was-was. “Pasalnya, jarak rumah saya dengan sungai, tinggal tiga meter lagi.”
Karena itu, kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, ia berharap penanganan erosi sungai perlu dipercepat oleh pemerintah. “Takutnya jika terlambat dalam penanganan atau tindakan, justru itu akan memperluas kikisan permukaan daratan,” kata Syukur.

“Kalau bisa pemerintah, baik itu provinsi pun kabupaten, segera lakukan tindak lanjut. Jka tidak, semua rumah warga sekitar, termasuk Masjid Al-Anshar, akan terkena imbasnya. Tolong perhatikan kami rakyat kecil ini,” rintihnya.
Tempat sama, Kepala Desa Marek, Ismail menerangkan erosi terjadi ini sudah sangat lama. “Bukan hanya melenyapkan dua rumah warga saja, namun terdapat empat rumah warga lainnya berada di pinggiran sungai ikut terancam amblas,” ucapnya.
Dia menjelaskan, adapun empat rumah warga terancam itu, antara bangunan dengan sungai rata-rata berjarak enam meter saja, sehingga hal itu membuat warga khawatir melihat kondisi tersebut.
Sebelumnya, kata dia, pada tahun lalu Pemkab Aceh Barat melalui PUPR, pernah mengunjungi lokasi erosi DAS ini, “Namun belum melakukan tindaklanjut apapun, ungkap Ismail.
Senada turut disampaikan Sekretaris Desa Marek, Harum Bahrodimmengatakan, terkait erosi itu, perangkat desa telah mengajukan permohonan pembangunan tanggul kepada Pemkab Aceh Barat sejak tahun 2016, hingga 2023.
Kata dia, ada dua pengajuan permohonan dari pihak desa, yaitu pembangunan tanggul dan pengaspalan jalan Desa Marek. “Yang terutama sekali tanggul,” Harum Bahrodi mengatakan setiap tahun permohonan tersebut diajukan kepada instansi terkait.
“Namun sayang, hingga saat ini belum terealisasi juga, hanya muncul pembangunan bronjong,” itupun tidak bertahan lama menurut dia.
Karena itu, ia berharap Pemkab Aceh Barat agar lebih memprioritaskan penanganan masalah ini dengan sikap serius melakukan pembangunan tanggul, guna mencegah erosi semakin meluas.
Kata dia, ini masalah serius, yang dinilainya harus ditangani segera. “Mengingat sudah dua rumah amblas ke sungai, dan ada empat rumah warga lain teramcam amblas, tegas Harum Bahrodi.
Editor : DEPP













