Sabang

Bersama Pria Paruh Baya, Mengintip Surga Bawah Laut Pulau Rubiah

×

Bersama Pria Paruh Baya, Mengintip Surga Bawah Laut Pulau Rubiah

Sebarkan artikel ini

IG.NET, SABANG – Semangatnya membara, matanya menerawang atap-atap langit. Sesekali mulutnya menyunggingkan senyum manisnya.

Pria periang paruh baya itu duduk pada ekor perahu sambil mengendalikan mesin tempelnya untuk mengarahkan haluan perahu berpenumpang sarat itu menuju surga bawah laut.

Terlihat sosok laki-laki itu sepertinya tidak mengenal kata lelah, walau panas mentari siang itu menyengat tubuhnya. Dia menyapa peserta Mobile Jurnalism Training IndonesiaGlobal dengan ramah.

Pada dasar laut biru kehitam-hitaman ini mata kami menangkap kawanan ikan hias berwarna- warni seperti kian mendekat. Kawanan ikan sebagai daya tarik mempesona, bergerak lincah ke sana ke mari seperti menyapa kedatangan kami.

Pada permukaan laut menghadap ke selat Benggala, terlihat aneka boat bermesin lalu lalang melakukan tugas rutinitasnya mengantar para wisatawan domestik dan mancanegara di kawasan Iboih, Sabang.

Kru IndonesiaGlobal di Sabang


Bagi Hatta pengemudi biduk kami lahir 55 tahun silam, seperti tak mengenal lelah. Wajahnya ikhlas dan tidak memelas dalam meraih rupiah bolak balik antara daratan Iboih-Pulau Rubiah.

Pulau ini di era Kapal Layar kontruksi kayu, merupakan tempat karantina jamaah haji Nusantara kita sebelum berlayar menuju Laut Merah di Jeddah, Arab Saudi.

Pulau yang menyimpan sejuta pesona karang dan mamalia alam bawah laut. Layak disebut sebagai surganya bawah laut. Rubiah sengaja ditambalkan untuk nama Pulau indah ini.

Lengkapnya Siti Rubiah, adalah nama putri cantik rupawan penghuni pulau kecil menawan ini. Bekas bangunan purba dan makamnya masih terbujur di situ.

Menuju Pulau Rubiah


Pulau Weh tempat bertenggernya Tugu kilometer Nol yang diprakarsai Menristek Ir. Habibie 1997 ini, juga terdapat tugu Trikora.

Tugu yang terletak di depan Kantor Walikota Sabang ini, kekinian diberinama Tugu Sabang Merauke. Di tempat ini Media IndonesiaGlobal menggelar acara pembukaan Mobile Jurnalism Trainingnya.

Kala itu ada seseorang membisik pengunjung dilarang berbuat tidak senonoh di pulau menghadap Selat Benggala ini, agar selamat pulang dan pergi.

Termasuk dulunya sesampai di pulau ini dilarang menyantap air kelapa muda dan pepaya, agar tidak terkena malaria. Kelihatannya larangan sudah tidak patuhi lagi, anti body kini lebih baik dari dulu?

Pulau luasnya 152 Kilometer bujur sangkar dengan 18 Gampong(kelurahan)ini tergolong unik juga. Bagaimana tidak, pulau sekecil ini memiliki alam sangat lengkap.

Pulau Sebelah Selatan Phuket, Thailand dan sebelah Timur Pulau Andalan, India ini memiliki danau Aneuk Laot dan air turjun segala. Kelengkapan wahana alam seperti ini tidak selengkap dimiliki pulau kecil lain di Indonesia yang tercatat dalam 708 pulau Nusantara kita.

Dalam perjalanan pulang, hati saya terpaut pada keindahan alam dan sejenak terkesima seolah pelopak mata saya masih menatap juru mudi yang namanya serupa dengan Proklamotor Bung Hatta kita.

Foto: Tugu Sabang Merauke. (IGN.)

Dalam benak ku bertanya, sampai di usia berapakah seorang Hatta itu mampu bertahan seperti ini, dalam menafkahi keluarga dan menemani turis-turis menyaksikan keasrian dan keajaiban, indahnya ciptaan Tuhan semesta.

Pulau kecil paling dekat dengan daratan Pulau Weh ini bisa tempuh lebih kurang hanya lima menit saja. terletak di sebelah barat Pulau Weh, ujung barat Pulau Aceh.

Lokasi wisata bahari ini sangat memikat dan menggoda hati untuk wisatawan berlibur lebih lama dari jadwal semula. Alam sekitar itu seperti menawarkan berbagai objek keindahan yang akan membuat setiap wisatawan ketika berkunjung sangat takjub dan terpana.

Sementara, pantai Iboih sebenarnya merupakan pelabuhan yang digunakan untuk menuju ke Pulau Rubiah. Meskipun sebuah pelabuhan, namun keindahan Pantai Iboih tidak diragukan lagi. Air laut yang jernih, memiliki warna gradasi hijau biru ditambah hamparan pasir putih yang bersih dan dikelilingi oleh hutan lindung, Iboih bagaikan “surga” tersembunyi memiliki nuansa tenang dan damai.

Ketenangan dimiliki pantai ini, sangat cocok untuk menyegarkan pikiran. Kemolekan dan kecantikan nan eksotis, menjadikan suasana pantai ini terasa menyenangkan bagi pengunjungnya.

Pulau Weh ini dikenal juga dengan pulau nyiur melambai. Tumbuhan tanaman keras sebagai mata pencaharian pokok dahoeloe kala adalah tumbuhan kelapa genja dan cengkeh. Usia pohon legendaris ini rata-rata di atas setengah abad.

Pulau bekas daerah perdagangan bebas dengan pelabuhan bebas sejak di kala zaman kolonial Belanda yang kemudian dinakhodai KP4-BS ini, juga menyisakan banyak bangunan kuno dan pohon trim besi usianya melebihi satu setengah abad lebih berdeameter hampir tiga meter ini menjadi saksi abadi merindangi kota paling Utara di Sumbagut.

Kegiatan lain dapat dinikmati di Pantai Iboih Aceh ini, berenang, menyelam dan melakukan snorkeling serta menyaksikan ikan melalui boat kaca.

Pantai ini memiliki kemolekan dengan alunan gelombang laut yang menenang jiwa. Para wisatawan dapat menikmati keanekaragaman bawah laut dengan berbagai macam spesies ikan dan terumbu karang.

Tidak itu saja, Pulau Weh Sabang ini, bisa menikmati keindahan lain seperti gunung berapi di Jaboi menembus ke bawah permukaan laut menyimpan suhu panas (geothermal) ribuan metrik ton.

Hutan konservasi dengan aneka hayati, dihuni aneka unggas, kera, babi dan pelanduk yang dilindungi. Dulu juga banyak terdapat kijang rusa seperti di Gugusan Pulau Aceh. Bagi wisatawan yang ingin menikmati sensasi bawah laut yang sangat memuaskan hati, silahkan berkunjung ke pantai ini.

Menilik ketertarikan wisatawan yang datang ke pulau Rubiah, Hatta berharap Pemerintah Daerah Aceh, khususnya Pemerintah Kota Sabang dapat menyuplai pasokan listrik ke pulau ini untuk menunjang seluruh kegiatan wisata dan membangkitkan perekonomian masyarakat di seputaran pantai Iboih, Sabang.

Ya, Hatta adalah salah satu dari sekian sosok laki-laki yang gigih dalam mempromosikan objek wisata kepada turisnya. Namun, apakah keinginan seorang Hatta mampu membawa transformasi?

Keindahan surga bawah laut itu, benar-benar menjadi salah satu objek wisata kunjungan dunia yang eksentrik dengan sejuta rahasia dan pesonanya.

Pulau Rubiah, menanti Anda dengan segala pesona dan kemolekannya yang serba aduhai tentunya?

Linggong Tujoh

Andai Anda mau kembali ke Ulee Lheue Banda Aceh, sebaiknya haluan kendaraan di arahkan via Anoe Itam, sebelum mencapai Balohan bisa menyaksikan pesona tujuh kelokan bersiku (Linggong Tujoh) yang syahdu sembari mengabadikan teluk Balohan di bawahnya dengan dermaga yang indah itu.

Siapapun yang melintas di situ pikiran kita pasti terbawa pada alam kelok Sembilan atau kelok 44(ampek puluah ampek)di Sumatera Barat, di bawahnya terlihat hamparan danau Maninjaunya. (MAG)

Editor: Adnan NS

Jelang Ramadhan, Pemko Sabang Gelar Pasar Murah
Ekonomi

INDONESIAGLOBAL, SABANG – Jelang Ramadhan 1445 Hijriyah,Pemerintah Kota (Pemkot) Sabang, melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) menggelar…