
IG.NET, JAKARTA – PLN mendata 4.400 desa di wilayah terluar, terluar tertinggal (3T) Indonesia masih belum menikmati listrik.
Pasalnya, akses ke daerah-daerah tersebut sangat sulit. Sisi lain, membangun infrastruktur kelistrikan juga memerlukan investasi tidak sedikit.
Padahal penerangan itu sangat dibutuhkan petani di desa-desa. Petani memanfaatkan penerangan sebagai salah satu teknologi perangkap hama.
Namun keterbatasan akses listrik di Desa Lirung Ubing, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur juga menyebabkan para petani kesulitan memeriksa lahannya secara berkala di malam hari.
“Itu sebabnya kami menciptakan lentera bertenaga surya kami namakan SoLite,” ungkap Ludovika Jannoke, M.Sc., Dosen Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina itu.

Kata dia, Lentera energi baru terbarukan ini mampu menghasilkan pencahayaan hingga 12 jam, tergantung tingkat kecerahan lampu digunakan.
“Selain itu, SoLite juga dilengkapi mode lampu SOS bisa digunakan warga dalam keadaan darurat,” jelas Ludovika Jannoke.
Dia menjelaskan, Desa Lirung Ubing dipilih sebagai lokasi penerapan SoLite, karena hingga kini desa itu belum dialiri listrik PLN.
“Untuk mencukupi kebutuhan, masyarakat desa bergantung pada generator berbahan bakar minyak,” katanya.
Dengan kondisi listrik hanya mengalir 12 jam sehari, menurut dia, warga Desa Lirung Ubing tidak bisa beraktivitas luar rumah pada malam hari.
Jika sedang musim hama, kata dia para petani tidak bisa memeriksa lahannya secara berkala di malam hari. “Akibatnya mereka berpotensi gagal panen,” tambah Ludovika
Sebab itu, SoLite dibuat menggunakan toples kaca terdiri dari tiga elemen, yakni panel surya, lampu LED, dan baterai.
Pada bagian tutup toples, dimodifikasi untuk memasang mini solar panel module guna pengisian baterai. Kemudian di bagian bawah tutup dipasang sistem kelistrikan, baterai dan lampu LED.
SoLite memiliki spesifikasi baterai Lithium-ion 3.7V 1200mAh yang bisa menyimpan daya 4.4W. Lentera ini memiliki waktu pengisian baterai selama 18 jam, dengan cara menjemur tutup toples terdapat solar panel module di bawah sinar matahari.
Kemudian, lanjut dia, pada Rabu 27 Januari 2023, SoLite telah berhasil didistribusikan dan dimanfaatkan pada 40 titik penerangan di fasilitas-fasilitas umum warga Desa Lirung Ubing.
Dengan menggunakan lentera SoLite, diharapkan masyarakat bisa lebih hemat, karena listrik dihasilkan dari genset bisa digunakan untuk keperluan lain, seperti menonton televisi, mengisi daya smartphone dan sebagainya.
Bagi siswa-siswi tertarik untuk mengembangkan energi baru terbarukan, tentunya dapat bergabung dengan Universitas Pertamina.
Saat ini Universitas Pertamina sedang membuka Seleksi Nilai Rapor (tanpa tes) Periode Februari untuk Tahun Akademik 2023/2024.
Informasi lengkap terkait program studi serta syarat dan ketentuan pendaftaran, dapat mengunjungi laman https://pmb.universitaspertamina.ac.id/.
Editor: VID
0 thoughts on “Wilayah 3T Indonesia Belum Menikmati Listrik, UPER Ciptakan SoLite”