
IG.NET, BANDA ACEH – Ketua Badan Kehormatan DPR Aceh, Sulaiman tolak tegas perhitungan pemangkasan Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), akan berakibat buruk bagi perekonomian masyarakat di Aceh.
Kata dia, pemerintah salah perhitungan terkait pemangkasan Bandara Internasional, itu dinilainya akan memberikan dampak buruk bagi perekonomian mulai membaik, Sabtu 4 Februari 2023.
Menurut dia, pemerintah pusat jangan gegabah memutuskan status Bandara. “Bandara Internasional itu memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi wilayah,” tandas Sulaiman.
Apalagi, Aceh akan mengadakan sejumlah agenda besar seperti PON Aceh-Sumut dan pengembangan KEK Arun. “Selain itu, promosi dilakukan selama ini, diprioritaskan pada wisatawan mancanegara,” jelas dia.
Selama ini, dikatakan dia, perusahaan penerbangan seperti Batik Air, AirAsia dan lain-lain sudah melayani rute penerbangan Banda Aceh-Penang.
Hal ini sudah lama kita perjuangkan, apakah kita sia-siakan begitu saja, ucap Ketua BKD itu.
“Secara tegas saya menolak wacana pemangkasan Bandara Internasional. Dan menyatakan tetap mempertahankan status Bandara Internasional SIM Kabupaten Aceh Besar ini,” kata dia.
Dia menilai, sejak dibukanya kembali penerbangan Internasional dari Bandara SIM, kenaikan kunjungan wisatawan itu bertambah dari tahun lalu.
Sebelumnya, kata Sulaiman, Pemerintah melalui Menteri BUMN, Erick Thohir, berencana mengurangi jumlah bandara internasional menjadi 14-15 bandara.
Alasannya, Bandara semula berstatus internasional dan terkena perampingan, hanya melayani penerbangan Umrah dan Haji.
Untuk diketahui, kekinian, Indonesia memiliki 32 bandara Internasional. Sedangkan di Aceh hanya memiliki satu Bandara Internasional, yakni Bandara SIM sebagai pintu masuk perjalanan Internasional.
“Saya meminta, Pj Gubernur Aceh serius menanggapi wacana ini.”
Pj Achmad Marzuki harus meyikapi hal ini, menyurati Menteri BUMN melakukan lobi agar status Bandara SIM Aceh Besar dipertahankan, kata Sulaiman. (MAG)
Editor: DEP