
IG.NET, BANDA ACEH – Setiap orang beriman wajib mempraktikkan missi dakwah sebagai hobbi dalam hidupnya.Minimal untuk kalangan keluarga sendiri.
Ustadz Zul Arafah mengemukan hal di atas ini saat menyampaikan tausiahnya di Masjid As-Shadaqah, Desa Lamlagang, Banda Aceh, Sabtu 10 Desember 2022.
Menurut Zul, Tugas dan Fungsi (Tupoksi) dakwah dalam arti luas, bukan hanya dilakukan para ustadz, para ulama, para mubaligh atau dai saja. Dakwah itu merupakan tugas kita semua sebagai orang beriman.
“Mengajak warga, tetangga dan keluarga melaksanakan amal makruf nahi mungkar serta mengajak orang beribadah, melakukan shalat berjamaah setiap waktu lima kali sehari, itu juga namanya ikut berdakwah,” tegasnya.
Untuk mengisi dakwah tidak mesti harus pandai bahasa Arab, dengan bahasa apapun yang sifatnya mengajak beribadah, itu namanya berdakwah.
“Wahai para pejabat, berbuatlah, berdakwahlah kamu selagi memiliki tahta atau jabatan penting sebagai pemimpin lembaga, banyak pengikut dan disegani untuk berbuatlah, ajaklah seluruh bawahan. Bukan berdaya saat tidak bertaring atau di masa pensiun sudah tidak berarti lagi,” teriaknya dengan nada tinggi.
Katanya, para pemimpin Islam bisa berdakwah kapan saja di mana saja selagi masih berkuasa, kalauperlu jika ada karyawan atau pegawainya tidak taat atau tidak disiplin mengerjakan salah berjamaah sebagai ibadahnya, potong saja gajinya.
Bayangkan, tambah ustadz Zul, andai seseorang hamba Allah ini setiap harinya mengajak atau menggiring satu orang saja, maka maka lambat laun, jamaah subuh kita akan melimpah ruah memenuhi setiap masjid.
Apalagi untuk keperluan shalat subuh berjamaah di pagi buta yang dingin merasuk tulang itu, maha berat, namun di balik itu banyak mengandung nilai istimewaan diberikan Allah SWT.
Begitu pun, keistimewaan yang diberikan bisa dirasakan dalam bentuk tanda-tanda untuk hambanya yang rajin beribadah, seperti, semua pekerjaan dilakukan selalu dirahmati, diberkahi dan diberikan nur (cahaya) dan lainnya dalam kehidupan oleh Allah SWT.
Untuk bisa menggapai hasrat keistimewaan ini, perlu mengatur pola tidur di malam hari. Akhiri kebiasaan bergadang hingga larut malam. Nilai bobot dan kwalitas tidur bakda shalat Isya di awal waktu, memiliki empat kali kelipatan, ketimbang kita tidur tengah malam.
Dengan awal tidur apalagi posisi kemiringan ke kanan sambil menghadap kiblat manfaat untuk kesetabilan kesehatan sangat tinggi, pasti bisa terbangun pada dua pertiga malam untuk melaksanakan tahajjud. Usai jangan pula tidur lagi, melainkan terus berzikir dan beristigfar.
“Siapa saja di antara hambanya yang menyambung shalat berjamaah di kala subuh setelah ikut berjamaah di waktu isya pada malamnya, maka seolah-olah pahala baginya sama dengan nilai shalat sepanjang malam,” akhir dia.
Redaksi melaporkan