
“Bertahun-tahun Teuku Sultan Mawlawi, remaja 15 tahun, asal Gampoeng Pasar Kota Bahagia Kecamatan Kuala Bate, Kabupaten Aceh Barat Daya terbaring lemah di tempat tidur, karena menderita kelumpuhan dan penyempitan saraf.”
IG. NET, ABDYA – Besar harapan Rislidar agar anak semata wayangnya itu bisa segera sembuh. Dia mengaku sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan, agar Sultan putranya segera sembuh.
Sebelumnya, bertahun-tahun Teuku Sultan Mawlawi, remaja 15 tahun, asal Gampoeng Pasar Kota Bahagia Kecamatan Kuala Bate, Kabupaten Aceh Barat Daya terbaring lemah di tempat tidur karena menderita kelumpuhan dan penyempitan saraf.
Sudah banyak perjuangan Sultan dan keluarganya untuk mencari kesembuhannya. Namun apa daya, sejak ayahnya sebagai tulang punggung keluarga menghadap Sang Khalik, maka si Ibu dengan sigap menggantikan peran tanggungjawab sang Ayah menafkahi Sultan.
“Dari menjadi tukang cuci dan gosok baju, itu dilakoni Rislidar. guna menafkahi Sultan dan biaya berobat anaknya menderita sakit,” tutur Rislidar, kepada IndonesiaGlobal.Net, Selasa 15 November 2022.
Bahkan, cerita Rislidar, kebun sawit harta satu-satunya seluas dua hektar milik sang Ayah, telah dijualnya juga untuk biaya pengobatan anak semata wayangnya tersebut.
Ibu Sultan mengatakan, anaknya ini sudah mengalami gangguan kesehatan sejak usia sekira 7 tahun. “Sultan memang mengidap penyakit Kista di tengkuk leher atau bagian belakang dan sempat di operasi.”
Kata Rislidar, Usai operasi kesehatan Sultan sudah normal kembali. “Namun, sakit Sultan bertambah parah tak kala saat bermain dengan temannya, dia pernah terdorong dan terjatuh, sehingga keningnya luka dan harus jahit.”
Satu minggu paska kejadian, ujarnya, kesehatan Sultan semakin memburuk. “Awalnya badan Sultan panas dan sempat sembuh, kemudian kambuh lagi hingga sudah tidak bisa berjalan lagi.”
Karena kesehatan Sultan kala itu terus turun, maka di bawa ke Rumah Sakit Teuku Peukan. “Di situ, Sultan pernah dirawat dan pihak rumah sakit merujuknya ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin,” cerita Rislidar.
Akhirnya, akibat keterbatasan biaya dan tidak sanggup untuk bolak-balik Abdya, Rislidar memilih menetap di Banda Aceh. “Karena dekat dengan rumah sakit, dan sudah lima tahun hingga kini.”
Kekinian, dia juga mengatakan sudah tidak bisa membawa Sultan berobat ke RS akibat kendala ekonomi. Dan saat ini Rislidar berupaya menabung demi kesembuhan putra semata wayangnya untuk berobat ke Jakarta, sambil menunggu kesehatan Sultan membaik.
MAG/ Mustafa melaporkan
Editor : DEP