
IG.NET, ACEH BARAT – Wakil Ketua DPRK Aceh Barat, Ramli SE lakukan Inspeksi mendadak (Sidak) di Puskesmas Layung, gegara Ibu muda Lisna Dewi, 22 tahun, melahirkan dalam Ambulans.
Informasi dihimpun IndonesiaGlobal.Net, peristiwa itu terjadi sekira pukul 10.00 WIB. Minggu 30 Oktober 2022. Lisna diketahui sempat mengeluarkan tanda-tanda melahirkan pada keluarga di rumahnya.
Melihat kondisi tersebut, pihak keluarga bergegas mendatangi Puskesmas Layung agar Ambulans dapat menjemput ibu muda. Dikarenakan kondisi sekarat tidak bisa dibawa dengan sepeda motor.
Usai dijemput Ambulans dibawa ke Puskesmas. Namun, setiba di lokasi, sekira 30 menit, bidan tak kunjung datang. Terpaksa dilarikan ke Puskesmas Cot Seumeureng guna penanganan lebih lanjut.
Menurut informasi diterima lainnya, ketika pertengahan jalan menuju Puskesmas Cot Seumeureng Kecamatan Samatiga, Lisna Dewi melahirkan bayinya di dalam Ambulans saat kendaraan itu berada di Desa Blang Deuah tanpa ditangani bidan, hanya ditemani keluarga dan satu petugas harian lepas alias bakti.

Usai peristiwa Ibu muda itu, Ramli SE, melakukan sidak hingga melakukan penelusuran terkait hal tersebut. Kamis 3 November 2022.
Kata Ramli, saat kejadian hanya ada tiga petugas piket. “Ke tiganya merupakan tenaga honorer di Puskesmas tersebut.”
Dia menjelaskan, seharusnya petugas piket Puskesmas Layung serta bidan ahli, bersiaga menjaga kedisiplinannya dalam memantau situasi gawat darurat.
Secara profesional, jelas Ramli, petugas medis Puskesmas kategori Bidan PNS wajib berperan penting menjadi petugas piket hingga menjaga kedisiplinan.
Hal itu ditekankan dia, jangan sampai kejadian serupa di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien terulang kembali di Puskesmas ini. Meski ke dua petugas piket itu memiliki surat tanda registrasi (STR),” bebernya sela memantau kondisi ruang inap.
Dalam Sidak ini, “saya lakukan berdasarkan laporan warga setempat terkait peristiwa dialami Dewi Lisna, dinilai miris penanganan tanpa ada satupun petugas bidan ahli saat itu.”
Kata Ramli, sebenarnya kemarin mengaku ingin turun langsung, namun dikarenakan Kepala Dinas Kesehatan juga ikut turun, maka dputuskan turun hari ini untuk menindaklanjuti informasi warga.

Bukan itu saja, Ramli menjelaskan, menurut informasi
warga diterimanya terdapat banyak kecolongan di seluruh puskesmas lingkup Kabupaten Aceh Barat, khususnya Puskesmas Layung.
“Rupanya itu benar. Tadi kita sudah bertemu langsung petugas tersebut, mengatakan cuma tiga orang petugas piket dan itupun THL dan honorer. Sementara kehadiran PNS menurutnya, itu wajib ada dalam situasi apapun,” kata Ramli.
Dia menilai, dugaan kesalahan fatal ini hampir sama persis terjadi di RSCD Meulaboh ditangani THL akibat salah suntik, dikarenakan tidak adanya peran tenaga medis profesional kategori PNS.
Sisi lain, pengaruh besarnya ada kelemahan kebijakan dinas terkait semestinya bertanggungjawab akan semua hal ini. Tetapi sungguh dirugikan, Dinkes sendiri tidak pernah melakukan sidak di setiap Puskesmas.
“Karena itu, kita akan menindaklanjuti saat rapat pandangan umum di DPRK setempat.” Pesan kami untuk Pj bupati agar dapat meninjau kembali dan mengevaluasi Kepala Dinas Kesehatan,” harap Ramli.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat, Irwan Putra, membenarkan terjadinya peristiwa seorang pasien melahirkan di ambulans, secara kebetulan tidak ada pegawai profesional bertugas piket saat itu.
“Tetapi, bantah dia pasien menuju Puskesmas Cot Seumeureng itu didampingi Bidan pengganti bernama Mawar,” tandasnya.
Selain itu, Irwan menegaskan dalam setiap hari, petugas bersiaga sebanyak empat orang. “Mengingat peristiwa itu terjadi di hari Minggu, salah satunya meliburkan diri.
“Kekinian, Irwan mengaku jika pihaknya telah melakukan rapat evaluasi,” tutup dia.
MAG /Reza A. Latif melaporkan
Editor : DEP