IG.NET, BANDA ACEH – Para tokoh memberikan tanggapan terpisah seputaran rencana pelantikan Penjabat (PJ) Bupati Aceh Jaya, Senin 18 Juli 2022. Pelantikan PJ ini sehubungan perggantian pasangan Bupati Teuku Irfan TB dan Tgk Yusri Sofyan, berakhir masa tugas 2017-2022.
Menurut para tokoh lintas usia ini, siapapun yang dilantik sebagai Pj Bupati Aceh Jaya, kita akan dukung sebagai keputusan politik demi kemajuan Aceh Jaya ke depan, ujar A Malik Musa, Ahad 17 Juli di Banda Aceh.
“Benar, sebelumnya banyak berhajad agar putra asli daerah yang kental memahami seluk beluk rerulung hati dan kebutuhan masyarakat Aceh Jaya secara menyeluruh.”
Dalam percaturan bakal calon, ternyata pemerintah pusat menetapkan sosok figur lainnya, ya kita tetap mendukung sepenuhnya demi kemajuan Aceh Jaya, tandas Ketua Ikatan Keluarga Aceh Jaya (Ikajaya) Banda Aceh.
Menurutnya, Pj ini harus mampu merangkul semua elemen dan tokoh masyarakat Aceh Jaya untuk berpartisipasi bersama memikirkan dan merancang pembangunan fisik dan psykis. Jangan hanya mengikut sertakan kelompok tertentu saja.
Sebagai penjabat baru harus menjadi teladan bagi semua lapisan masyarakat dan hindarkan diri dari perilaku korupsi dan pungli yang sudah merajalela di berbagai sektor.
Senator Adnan NS, juga Koordinator Deklarator Aceh Jaya dengan nada serupa sangat sepaham dengan ungkapan juniornya, Malik Musa, SH, M.Hum.
Begitupun saat didesak memberikan sisi pandang lain, spontan mengatakan, Pj ini akan lebih gampang menata pemerintahan, karena bukan utusan dan bukan pula sebagai wakil parpol.
Jadi, Pj bupati bisa bersikap netral, asal saja alur pikirnya yang dirasuki dan dikotori oleh intrik-intrik personal parpol yang merasakan telah memenangkan kontes lalu akan menguasai pentas dan merasa berjasa mengatrol dirinya ke tampuk pimpinan pemerintah di “Negeri Meureuhom Daya” ini, kata Adnan.
“Belum tentu tidak, jika gejala para penggiring yang sedang berjalan membusungkan dada sekarang ini, mereka akan memberikan manifestasi syahwat politiknya (pembisik) dalam alur kebijakan publik seorang Pj. Jika ini terjadi tentu akan berbahaya sekali posisi seorang netralitas yang memimpin Aceh Jaya ke depan.”
Kehadiran seorang Pj netral yang dinilai kental dengan keilmuan seorang kepamongannya ini, diharapkan bisa mengembalikan format baru dalam tatanan pemerintah yang centang perenang dalam menempatkan tenaga SDM dengan skill yang kompeten dan non skill dalam siklus rotasi dan pemutasian aparaturnya.
Ungkapan ini tidak bermaksud me-warning (peringatan) dan bukan bermaksud menggurui katak melompat atau mengajari ikan berenang? Tapi hanya sebatas sharing pendapat belaka karena ada wartawan meminta pendapatnya, lalu tuliskan pakiban crah meunan beukah (transparan sesuai lekuk retaknya).
Masa Pj Bupati sebagai dua tahun, UU yang mengikatnya hanya di atas secarik kertas. Tentunya kita tidak berhasrat menonton adegan pencopotan di tengah jalan.
“Anda itu adalah sosok figur dari belahan Barsela, tentu kita sama-sama merasa tahu dan tahu merasa!” tegas Adnan yang ceplas ceplos ini.
Dalam masyarakat jangan ada yang merasa “klik eklusif” dan pemenang peuèk geulayang tunang? Hindari diri dan jangan ada yang merasa unggul melebihi kekuasaan Allah SWT.
Pada sisi lain, mantan Ketua Pemekaran Aceh Jaya yang juga pencetus pembangunan Monumen Deklarator di Calang ini, berharap rotasi dan mutasi mutlak diperlukan untuk menciptakan suasana baru dan semangat baru.
Hanya katanya, yang perlu diperhatikan, “bek kramkrum that,”(jangan kisruh), terapkan pola the right man and the right competence, agar laju pemerintahan dan pembangunan bisa berpacu dengan speed yang tinggi.
“Bek deungo (jangan dengar) pembisik yang menyusun format catur sepihak dalam mimpinya itu,” tegasnya lagi.
Sementara, Ketua MPU Aceh Jaya Teungku H Mustafa Sarong, mengajak segenap masyarakat Aceh Jaya untuk bersatu padu membangun daerah ini.
Kata dia, siapapun yang menjadi Pj bupati adalah pimpinan kita, sebagai amanah pemerintah pusat yang harus kita dukung bersama.
Terpisah, Ilham, Kabid Kaderisasi Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Jaya, menegaskan siapa pun yang menjadi Pj Bupati Aceh Jaya harus mumpuni memamahami kondisi sosial budaya dan karakter masyarakatnya.
Dia berharap, kehadiran sosok Pj ini bisa menumbuhkan semangat baru dan inovasi baru yang multi guna untuk kepentingan masyarakat di daerah ini, pinta Ilham.
Tugas baru Pj bupati ini harus berlaku netral terhadap staff dan karyawan secara proporsional dan profesional agar tidak terjadi pengkotakan di tengah-tengah masyarakat. Ilham Yakin Pj ini arif dan bijaksana. ***
MAG/Aswar Dani Melaporkan
Editor : AJI