IG.NET, ACEH BARAT – Bertempat di Abudel Cafe, Kapolres Aceh Barat AKBP Pandji Santoso, S.I.K., M.Si melaksanakan kegiatan Dialog Interaktif luar studio tema “Indonesia Hebat Tanpa Narkoba,” melalui siaran RRI Meulaboh, Senin 27 Juni 2022.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka Memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) sekaligus Peresmian Kampung Tangguh Anti Narkoba secara simbolis oleh Kapolres Aceh Barat melalui zoom meeting, sebanyak 76 Desa se Kabupaten Aceh Barat, sebagai tindak lanjut perintah Kapolri sebagai upaya untuk menekan peredaran gelap narkotika, khususnya yang ada di wilayah hukum Polres Aceh Barat.
Hadir sebagai Narasumber Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Aceh Selatan Nuzulian, S.Sos dan Ketua Inspirasi Keluarga Anti Narkoba (IKAN) Aceh Barat Rahmatillah Rusli, S.T, M.ling.
Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Aceh Selatan, Nuzulian, S.Sos, dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa banyak hal yang sudah dilakukan BNN dan Polri tentunya dalam Program Bersinar (Bersih Narkoba).
Diantaranya sosialisasi, himbauan dan penegakan hukum, dalam bidang penegakan hukum ini sendiri ada beberapa kasus yang sudah dilakukan proses Restoratif Justice.
“Sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk berubah, dalam usia dini ini perlu ada peran orang tua sebagai pengawas awal baik dari sisi agama dan sisi prilaku, narkoba tidak bisa bersih di Aceh khususnya Aceh Barat apabila hanya menitik beratkan pada istansi Polri dan BNN, ini merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama dalam memberantas narkoba,” ungkapnya.
Kapolres Aceh Barat AKBP Pandji Santoso, menyampaikan kepada para pendengar RRI dalam acara dialog interaktif tersebut tentang masalah narkoba sekarang sudah banyak varian dan sudah berevolusi.
Kata dia, sekarang narkoba sudah berevolusi dan berubah bentuk dimana yang dulu kita kenal dalam bentuk padat sekarang juga ada dalam bentuk cair, ungkap Pandji.
“Secara geografis Aceh ini menjadi (golden triangle) atau Segi tiga emas baik dari segi ganja maupun sabu, Aceh dikenal ganja api yang sangat di minati berbagai komunitas dan di kirim berbagai daerah bahkan sampai Jakarta, Bali dan sebagai nya,” sambung kapolres.
Dia juga menambahkan dari berbagai penangkapan yang di lakukan kawan-kawan kita polri, baik Polda Aceh pun Polda lainnya di seluruh Indonesia, ganja dan sabu dikirim melalui berbagai bentuk.
“Ada yang di masukan ke dalam sofa, dalam bentuk paket seperti gitar. Bahkan baru-baru ini ada dalam bentuk pompa air, hal ini dilakukan guna mengelabui petugas agar barang tersebut sampai ketujian.”
Untuk itu, kami juga sudah melakukan berbagai langkah untuk mendeteksi peredaran barang haram tersebut beredar di masyarakat karena sabu sangat berbahaya.
Contohnya saja, lanjut Pandji. Sabu itu kalau kita ambil lalu di teteskan ke dalam daging, daging itu bisa terbakar. Jadi coba bayangkan, kalau barang itu masuk ke paru-paru kita. Inilah bahaya narkoba tidak tidak sadari orang sehingga masih ada orang berani mencoba-coba sabu tersebut, ujar kapolres.
“Kita sangat prihatin ratusan kilo bahkan ton ini sudah mulai masuk ke Aceh, peredaran itu harus kita hentikan. Mengingat Aceh merupakan pintu masuknya narkoba melalui laut.”
Kepada masyarakat, khususnya pesisir jangan mudah terpengaruh dengan iming-iming upah yang besar, pesan Pandji.
Dan untuk orang tua harus mengontrol pergaulan anak-anaknya.
“Mulai dari sekolah dasar sampai seterusnya. Sehingga anak tersebut tidak terjerumus kedalam pergaulan salah dan mereka bisa membentuk generasi emas ke depannya untuk bisa membangun indonesia yang maju dan bebas dari narkoba, tegas AKBP Pandji.
Ketua Inspirasi Keluarga Anti Narkoba (IKAN) Rahmatillah Rusli, S.T, M.ling, menyebutkan terkait bahayanya narkoba perlu dibangun kembali kesadaran masyarakat dalam persoalan tersebut.
Bahkan, kata dia perbaikan juga harus dilakukan dari segi lembaga pendidikan serta struktur sosial masyarakat.
“Kita bangun kembali semangat dan kepedulian antar masyarakat. Kesadaran narkoba bukan hanya sekedar dosa, tapi juga rusak tatanan kehidupan, terlebih generasi penerus bangsa,” ujarnya.
“Pencegahan narkoba tidak terlepas dari peran orang tua dalam mengontrol pergaulan anak, baik fisik serta nonfisik sang anak,” demikian. ***
MAG/ Reza A. Latif Melaporkan
Editor : DEP