IG.NET, BANDUNG – Rombongan Studi Contoh para Kepala Desa Aceh Jaya, berlangsung di Kantor Pemerintah Desa Lembang, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Rabu 8 Juni 2022.
Ketua Apdesi (Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia), Teuku Ali Munir, mengatakan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk hal positif mana nantinya akan kita adopsi di Pemerintahan Desa Aceh Jaya.
Tanpa mencontoh, sebut Munir, tentunya kita tidak bisa menggambarkan sesuatu. Tidak bisa menggambar tanpa bisa mencontohkan untuk kecerdasan.
“Hasil studi ini akan kami coba lakukan perbandingan dan akan menerapkannya di Kabupaten Aceh Jaya, janji Munir.
Salbiah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (DPMPKB) mengatakan dalam studi contoh ini, hanya tiga desa di Aceh Jaya tidak hadir dari 172 desa se Aceh Jaya.
Menurut dia, para kades tampak sangat bersemangat dalam kegiatan mengembangkan desanya. Sekembali kelak, diharapakan mereka bisa adopsi hal baik dalam kunjungan ini.
Apalagi, sekira hampir tiga tahun, para geuchik telah mengurung diri akibat Covid-19 melanda. Dan membantu penanganan vaksin bersama TNI/Polri dan seluruh para camat se Aceh Jaya, sesuai dengan program pemerintah pusat, kata Salbiah.
Sementara, Kades Yono Maryono, kades tiga periode, sejak 2006, mengatakan bukan maksud menggurui, tapi saling curhat dalam mengisi pembangunan.
Kata dia, dulu memulai tanpa fasilitas bangunan gedung kantornya.
“Peran kades yang baik dipuja-puji, tapi kalau buruk reputasinya dicaki-maki.”
Kades, kata dia bukan seorang raja. Tapi tak lebih hanya sebagai pelayan warga. “Seorang kades memperoleh jabatan hasil urukan suara warga, sehingga menjadi kades, ujar mantan kades teladan se Jawa Barat.
Jelang pembukaan Studi Contoh Kades:
Menurutnya, jadi seorang kades jangan bersikap patah arang. Tapi sikap dan pola harus lentur dalam kebijakan. Sebaliknya, dalam menjalankan tugas dan mekanisme administrasi serta keuangannya. Tegas dia, jangan coba-coba melenceng dari aturan dan undang-undang kalau tidak mau tidur di hotel prodeo, alias penjara, kata Yono Maryono.
Selain itu, dia menjelaskan, bahwa pola pembangunan tidak saja bergantung pada sumber anggaran negara saja. Tetapi bisa melobi sumber di luar, termasuk dari luar negeri seperti Emirat Arab, dalam pembangunan masjid.
“Sesungguhnya, kelancaran dalam pengelolaan administrasi dan keuangan desa itu kuncinya ada pada seorang kades yang dibantu para kaurnya. Hati-hati! Sekarang penyalahgunaan dana desa bisa diperiksa dan diciduk KPK.”
Kemudian, kalau para kades juga ikut mengurus adminitrasi-keuangan, kata Yono, kapan melayani problema masyarakat? Apalagi kalau seorang kades harus mengurus Surat Perintah Jalan (SPJ) segala.
“Pesan saya, perankan semua pihak dan unsur hingga ke Kepala Dusun (Kadus).”***
Adnan NS Melaporkan
Editor : DEP
