IG.NET, TAPTENG – Menjalin silaturahmi, Mahasiswa Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Matauli, Adi Gunawan Pasaribu, dan Poniman, kunjungi salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia, Hapsayani Tanjung, di Kecamatan Sosorgadong, Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumut, Minggu 5 Juni 2022 kemarin.
Konon, katanya Nenek Hapsayani Tanjung ini, berusia lebih dari seratus tahun. Sekira 104 tahun, yang kekinian, masih terlihat sehat bugar, masih sanggup berjalan dan melakukan aktifitas sehari-hari.
Kata nenek, menceritakan kisahnya, mengaku pernah ikut berperang melawan penjajah Jepang, menurutnya sangat kejam terhadap kami orang pribumi.
“Walaupun hanya bersenjatakan bambu runcing, kamipun tetap melawan kehadiran penjajah di Bumi Pertiwi ini,” tutur Nenek Hapsayani.
Dari cerita nenek itu, menunjukkan salah satu bukti, jika dia pernah merasakan masa penjajahan tersebut. Kelincahan Hapsayani pada masa (muda) zaman penjajahan Jepang, hingga kini masih terlihat. Diapun fasih berbicara dengan bahasa Jepang dan Belanda.
Mngatakan, pada masa itu kami dilarang bersekolah. Sehingga kami banyak yang buta huruf, katanya mengenang masa penjajahan Jepang tersebut.
Nenek Hapsayani juga mengatakan, jika dirinya hingga kini masih menerima uang tunjangan perbulan. Seraya menyebutkan, jika kawan seperjuangannya sudah banyak yang wafat. Kini tinggal dia sendiri, mengakhiri ceritanya kepada dua Mahasiswa Adi dan Poniman.***
MAG/ Soeandi M Pratama Melaporkan
Editor : VID