IG.NET, ACEH JAYA – Direktur Dana dan Jasa Bank Aceh Syariah, mengatakan bank ini atra awak geutanyoe (milik orang kita), maka perlu menjaga, memelihara dan mengembangkannya.
Hal itu dikatakan Amal Hasan, yang juga putra tulen Aceh Jaya ini saat acara peresmian Cabang Pembantu (Capem) Bank Aceh Syariah (BAS) di Suak Beukah, Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya, Rabu 11 April 2022 siang.
Sebagai putra daerah, dia mengingatkan sesama warganya untuk saling menjaga dan memanfaatkan bank plat merah ini demi lajunya pertumbuhan dan perkembang sektor ekonomi kerakyatan di daerah ini.
Mengutip ungkapan pepatah, Amal panggilan akrabnya, menyebutkan “Meunyo kana anoe keupeue lom leuhob, meunyo kana atra droe, keupeue lom atra gob?” Maksudnya, jika ada bank milik sendiri, untuk apa lagi bank milik orang lain?
Menurutnya, Bank Aceh Syariah ini sengaja mengepak sayapnya (ekspansi) berjejaring hingga ke udik sekalipun, bertujuan memajukan daerah ini.
Amal menguraikan, Bank Aceh untuk orang Aceh ini, memiliki sejarah atau cikal bakalnya dari kumpulan pemegang saham NV Bank Kesejahteran Aceh (BKA) 1958. Pada tahun 1973 mengalami perubahan nama dan saham pemerintah Aceh, nama pun mejadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh.
Bank ini berturut-turut terjadi perubahan nama lagi menjadi Bank Aceh, sekarang sesuai tuntutan zaman, status Bank Aceh konvensional berakhir dan menjadi Bank Aceh Syariah milik “negeri syariah”.
Sepanjang masa operasionalnya, bank ini memiliki sejumlah ekses yang signifikan. Deraan dampak komplik bersenjata hampir tiga dekade, pukulan dampak krisis moneter 1997-1999. Terkena musibah tsunami.
Belum selesai di situ, gedung megah berlantai tiga kebanggaan kita di jantung Kota Banda Aceh pun ludes sekejap dalam rentang waktu 90 menit saja. Meskipun mengalami berbagai rintangan, bank ini tidak pernah sembunyi di masa perang, tidak pernah lari ketika tsunami menghempas bumi ini dan tidak pernah diam, apalagi berhenti melayani jasanya ketika Krismon (Krisis moneter) melanda dunia.
Bank Aceh Jaya harus tumbuh dan berkembang segagah nama Aceh Jaya, pintanya dalam sambutan tanpa teks itu. Selain andil masyarakat ikut menabung dan menggunakan jasa bank ini, tak terbilang juga nilai disumbang Pemkab Aceh Jaya dalam penyertaan modalnya, hingga mendongkrak level kabupaten ini menjadi urutan tiga besar di Provinsi Aceh, tambah Amal lagi.
Rinciannya kata dia, Assets awalnya Rp417 milliar yang dipasok pemda ini. Hasil devidennya juga mengalami kenaikan drastis, yaitu dari Rp42 milliar meningkat menjadi Rp76 milliar, ungkap Amal.
“Capem Suak Beukah ini, merupakan Capem ke empat di Aceh Jaya, setelah Capem Teunom, Krueng Sabee dan Capem Lamno.”
Pada sisi lain, Bupati Aceh Jaya Irfan TB meminta bank ini harus bermanfaat utk warga dan senantiasa melakukan pembinaan. Saran dan kritik konstruktif sangat diperlukan. Kalau sudah effektif akan dibuka capem di seluruh kecamatan.
Filosofi pembukaan capem bank ini, kata Irfan, ibarat orang menggali ruas kuala (plah kuala), begitu wahana ini terbuka, maka semua jenis ikan akan hilir mudik dari mana pun juga dan tentu para nelayan pun berdatangan membawa bubu, jaring, jala, dan bermacam-macam alat tangkapanya. Tentu begitu, harapan Irfan warga di wilayah ini dalam menyambut kehadiran bank untuk memajukan dan memamfaatkan bank ini.
Sebut Irfan lagi, orang Aceh Jaya harus menyambut gembira kehadiran bank ini. Kembangkan BAS ini, bukankah bank ini paling sering membantu menyalurkan CSR. Semoga pelayanan bank ini ke depan semakin lebih profesional lagi dalam memberikan pelayanan kepada warga.***
Adnan NS melaporkan
Editor : DEP