IG.NET, BANDA ACEH – Untuk paripurnanya ibadah puasa seseorang itu harus mengawali 10 fase, ungkap Teungku H. Abdul Malik Musa, S H, M.Hum Khatib Jumat pada Masjid Taqwa Banda Aceh, Jum’at 29 April 2022.
Menurutnya, seseorang dalam menjalankan ibadah puasa secara sempurna harus diawali fase demi fase hingga totalnya mencapai angka 10.
Ketika memberikan khutbah Jum’at, Malik yang juga Dosen USK ini menguraikan, pertama fase rahmah dilanjutkan dengan fase makfirah dan terakhir fase intiqu minannar.
Setiap fase tersebut, mengandung nilai dan hikmah yang berbeda sebagai suatu wujud kasih sayang Allah kepada hambanya yang berpuasa penuh atas keikhlasan menjalankannya semata-mata demi untuk Allah SWT.
Pada khutbah Jum’at terakhir Bulan Suci Ramadhan ini, khatib ini menguraikan tentang peningkatan takwa sesuai tahapan atau fase terakhir masing-masing.
Hal utama meningkatkan itensitas peribadatan kepada Allah SWT. Bahkan pada masa ini, Rasulullah SAW menguatkan ikat pinggangnya untuk memperbanyak shalat sunnat tahajud dan witir.
Pada masa seperti ini kita semua harus mengajakkan keluarga untuk memperbanyak shalat malam.Lebih sering beriktiqaf dalam masjid guna memperoleh keberkahan lailatur qadarnya, memperbanyak sedekah utk kepentingan agama dan membantu kaum yang lemah.
Masih seputaran perfasean ini, kita harus memperbanyak membaca doa terutama pada penghujung Ramadhan agar Allah SWT memberikan umur panjang sehingga dapat melaksanakan ibadah puasa kembali pada tahun mendatang dan selalu dalam hikmah Allah SWT.
Tentu pada penghujung ramadhan menjelang Syawal wajib membayar fitrah.Fungsi pembayaran fitrah ini ini sebut khatib, tidak lain untuk media pengantar amal ibdah dam amalan-amalan lain selama berlangsungnya bulan puasa. Amalan hamba Allah ini diantar langsung oleh malaikat kepada Allah SWT.Demikian antara lain inti sari petikan khutbah Jum’at pekan terakhir Bulan Ramadhan 1443 H.
Bagi kita orang bertakwa tentu kedatanga bulan puasa pada awalnya selalu disambut dengan suasana riang gembira, namun pada penghujungnya justeru dilanda rasa sedih.
Kesedihan itu tidak lain karena harus berpisah dengan bulan yang penuh Rahmah dan berkah ini. Sedih takut tidak bisa berjumlah lagi bulah puasa yang penuh berkah ini tahun yang akan datang, Malik yang membuat para jamaah menunduk kepalanya saat itu.***
Redaksi melaporkan
Editor : DEP