IG.NET, BANDA ACEH – Para ulama dan pemuka agama di Indonesia memiliki peran besar dalam proses melahirkan dan mempertahankan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Perannya itu tidak bisa dinafikan terutama pada saat pendirian dan penuyusunan urutan Pancasila sebagai falsafah NKRI, ujar R.A.H Purnomo Ketua Dewan Pengurus Pusat Gerakan Bela Negara (DPP-GBN) di Banda Aceh, Sabtu 26 Maret 2022.
Sisi lain peran dahyat ulama kita bersama rakyat dan tentara, terlihat jelas ketika peristiwa penumpasan G.30 S.PKI 1965.Ketika itu sangat jelas terlihat sesungguhnya siapa yang memulai aksi dan menciptakan permusuhan dengan cara pembantaian.Semua diawali dengan suara pembubaran Ormas Islam yang ditiupkan melalui mimbar Palemen.
Memberikan arahan pada acara pelantikan Dewan Pengurus Wilayah (DPW GBN) Provinsi Aceh di Aula Dinas Syariah setempat, Brigjend.Purn Purnomo mengingat tentang kondisi negara kita saat ini sedang ancaman.
Ancaman dimaksudkan, berupa penggerogotan dari dalam negeri baik berbentuk pembiaran berbagai aksi, dan perang “asimetris”nya bersumber dari luar.Banyak pihak luar yang ingin memperebutkan kemolekan zamrud khatulistiwa NKRI dengan segala potensi yang tidak dimiliki negara lain di dunia ini.
Untuk memperolehnya kekayaan alam di perut bumi kita, berbagai hal dilakukan, seperti pembusukan dari dalam negeri.Potensi Islam yang cemerlang sekarang sedang disusupi berbagai entrik politik untuk memecah belahkan satu sama lain.
Semua taktik dan strategi tanpa kita sadari bisa dilakukan melalui bentuk geopolitik, geoekonomi dan geo keamanan, ujar R.A.H.Purnomo. Guna memperkuat benteng pertahanannya ke depan, jejaring GBN perlu diperluas hingga ke kabupaten kota dan kecamatan dengan melibatkan kaum milinial.
Isue yang sedang dikembangkan untuk marapuhkan sikap mental dan spiritual ummat beragama, disebutkan agama tidak penting dalam kehidupan berpolitik.Bahkan, isuue agama nusantara semakin dipopulerkan, katanya.
Peran ulama sedikit keras dalam mempertegas kebenaran di kalangan ummat pun dituduh sebagai ulama Radikal.Di mana dan apa kategori radikalisme itu, tanyanya sambil memaparkan ayat lakumdinukumwaliadin.
Ia mengharapkan, Aceh terkenal memiliki semangat juang tinggi agar tetap waspada dan siaga penuh untuk mempertahankan NKRI dari rongrongan pihak luar.
Iskandar Syukri, Staff Ahli Gubernur Aceh Bidang SDM, menyatakan senantiasa siap menjadi garda terdepan untuk mempertahankan keberadaan NKRI.
Hari ini 26 Maret 2022 merupakan titik peringatan perjuangan 149 silam ketika Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan maklumat perang terhadap kerajaan Aceh di bawah pimpinanan para kesultanan.
Ketika, kata Iskandar, Aceh secara tegar menghadapi api perang yang dikobarkan sang Belanda itu.Bukan hanya tegar dalam sikap tapi juga gigih menghadapi serangan musuh dari kaum penjajah itu.
Hukum membela negara dalam kehidupan orang Aceh merupakan kewajiban, sebagaiman diamanatkan dalam UUD, dan menegakkan negara berideologi Pancasila.****
Penulis : Adnan NS