
Adnan NS: “Hebat tidaknya wartawan itu bukan karena jago/berbicara, tapi jempolnya dia karena berkemampuan melahirkan karya jurnalistik yang jitu.”
IG.NET, JAKARTA – PT Mediacitra Maju Indonesia sebagai perusahaan pers yang menaungi Media Online PONTAS.id menggelar pelatihan jurnalistik tingkat dasar kepada para pewarta dan redaktur.
Dalam pelatihan jurnalistik dimulai pukul 17.30 WIB, Selasa 15 Maret 2022 malam, PONTAS.id menghadirkan pemateri dari salah satu Tokoh Pers Adnan Ns, yang merupakan mantan Dewan Penasehat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.

“Materi yang saya berikan berupa dasar-dasar jurnalistik, seperti sikap mental wartawan, jurus penulisan cepat, unsur Lima W satu H, pengertian pers dan asal usul kata pers. Tak hanya itu, saya juga memberikan materi berupa rumus enam M, pers era digitalisasi, pers tempo doeloe, pers dalam prespektif jurnalizem citizen, tantangan pers era kini, perbedaan media pers dengan media sosial serta kandungan tupoksi yang terkandung di dalam pers,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu sangat penting diberikan untuk menjaga standarisasi wartawan dalam konteks ilmu, kompetensi dan intelektualitas.

“Pekerja pers bukan buruh yg mengandalkan otot, tapi pekerja pers harus memiliki kemampuan/kompetensi yang bersinergi dengan kemampuan intelektualitas dalam penyajian pemberitaan. Kemampuan intelektualitas yang dimiliki pers tidak harus berdasarkan kepemilikan gelar akademik semata. Andai ada wartawan tidak mampu mengangkat jati dirinya dengan mengedepankan kualitas dalam bertugas, lebih baik mundur teratur saja, dari pada citra pers tidak mampu dipertahankan,” tegasnya.
Lebih lanjut, mantan Ketua PWI Aceh Periode 2000-2004 menekankan betapa pentingnya Uji Kompetensi wartawan (UKW) untuk berkembang menjadi jurnalis yang baik dan disegani.

“Hebat tidaknya wartawan itu bukan karena jago/berbicara, tapi jempolnya dia karena berkemampuan melahirkan karya jurnalistik yang jitu,” ucapnya.
Selain itu, mantan pengurus PWI pusat ini juga membekali wartawan Pontas.id dengan Kode etik Jurnalistik (KEJ) sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari mulai dari cara berpakaian, kejujuran hingga penampilan di depan publik. “Identitas diri adalah gambaran sosok wartawan profesional,” tutupnya.
Pada kesempatan ini, Ahmad Rahmansyah, 22 tahun, salah satu peserta yang mengikuti pelatihan jurnalistik mengaku bangga atas kehadiran sosok Adnan Ns. Sebab, menurutnya, sosok Wartawan Senior tersebut mampu memotivasi dirinya dalam menjalankan fungsi wartawan dengan lebih baik lagi kedepannya.
“Pemaparan disampaikan sangat mudah dicerna dan diingat. Bahkan, intonasi suara dan materi yang diberikan membuat saya semakin bergairah dalam mencari dan menciptakan produk jurnalistik sesuai dengan pedoman undang-undang pers dan kode etik,” tukasnya.***
Penulis : R. Adens